Selasa 05 Mar 2024 14:55 WIB

Dorong Negara Kurang Berkembang, Indonesia Dukung Gabungnya Timor Leste di WTO

Bergabungnya Komoro dan Timur Leste ini menjadi negara baru sejak 2016.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Suasana KTT WTO di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Foto: AP Photo/Jon Gambrell
Suasana KTT WTO di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mendukung telah bergabungnya Timor-Leste dan Komoro ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO). Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan, bergabungnya kedua negara ini sebagai anggota ke-165 dan 166 berdasarkan keputusan yang dihasilkan dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-13 (KTM 13) WTO pada 26-29 Februari 2024 di Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA).

"Keputusan menteri terkait dengan aksesi Timor Leste dan Komoro menjadia nggota WTO ke 165 dan 166. Sehingga per 2 Maret 2024 anggota WTO resmi menjadi 166 anggota," ujar Djatmiko dalam keterangan persnya, Selasa (5/3/2024).

Baca Juga

Bergabungnya Komoro dan Timur Leste ini menjadi negara baru pertama yang bergabung sejak tahun 2016 serta menambah jumlah Negara Kurang Berkembang (LDCs), seperti yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di WTO menjadi 37 negara. Sehingga, keanggotaan WTO dinilai menjadi tonggak penting bagi kedua negara.

"Indonesia mendukung keanggotaan Timor Leste dan Komoro dalam organisasi perdagangan dunia," ujarnya.

Djatmiko mengatakan, dalam KTM ke-13 ini menekankan perlunya integrasi negara berkembang dan negara kurang berkembang ke dalam sistem perdagangan internasional. Beberapa hal diharapkan bisa meningkatkan derajat dan level pembangunan negara-negara berkembang dan kurang berkembang melalui proses distribusi teknologi di dunia.

"Kita tahu pengembangan inovasi dan teknologi memang menjadi inti dari negara-negara maju. Kita harapkan bisa disebarluaskan dengan lebih seimbang ke berbagai kawasan dan wilayah dunia. Baik pun transfer teknologi maupun riset pengembangan," ujarnya.

Selain itu, KTM ke-13 juga menghasilkan deklarasi untuk meningkatkan dukungan kepada negara kurang berkembang. Termasuk di dalamnya program yang telah berjalan cukup lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement