Senin 11 Mar 2024 08:20 WIB

Lima Fakta Kasus Bunuh Diri Satu Keluarga di Penjaringan, dari Persiapan Sampai Sembahyang

Menurut keterangan saksi, pelaku sempat sembahyang sebelum bunuh diri.

Rep: Bayu Adji/Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Warga berdoa di sekitar TKP sekeluarga bunuh diri, Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad (10/3/2024).
Foto: Dok Republika
Warga berdoa di sekitar TKP sekeluarga bunuh diri, Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad (10/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi terus melakukan penyelidikan kasus bunuh diri empat orang yang masih sekeluarga dengan melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara. 

Polisi mencari motif di balik kasus bunuh diri itu. Apakah karena faktor ekonomi? Atau ada motif lain di balik tragedi memilukan tersebut. 

Baca Juga

Sejumlah fakta terkuak dari kasus ini. Berikut beberapa fakta terkait kasus bunuh diri itu seperti dihimpun Republika

1. Bunuh Diri Sudah Dipersiapkan

Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta mengatakan, dari gerak-gerik yang dilakukan pelaku bunuh diri sebelum kejadian, tampak aksi ini sudah dipersiapkan.   "Dari gerak gerik kami menyimpulkan ini bunuh diri yang sudah dipersiapkan bersama," kata dia.

Kompol Agus Ady mengatakan keluarga ini memang menghuni kamar di apartemen tersebut tapi selama dua tahun terakhir mereka tidak tinggal di sana."Kesimpulan awal motif korban adalah bunuh diri dan kami lakukan penyelidikan lanjutan," kata dia

Menurut dia keempat korban mengalami luka berat di bagian kepala dan patah di sekujur tubuh.

2. Melompat dengan Tangan Terikat

Pihak kepolisian mengungkapkan, empat korban bunuh diri yang melompat dari Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, dalam kondisi tangan terikat ketika jatuh secara bersamaan. Para korban terakhir menempati salah satu unit di apartemen tersebut sekitar dua tahun lalu sebelum akhirnya kembali kemarin.

 “Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA (50) dan JL (15) terikat tangannya dengan tali yang sama. AEL (52) terikat tali yang sama dengan JWA (13), ikatan tali tersebut mengikat,” ucap Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Sabtu (9/3/2024).

Dari rekaman CCTV menunjukkan para korban memang datang bersama. Mereka pun naik lift bersama. Di lift tersebut EA tampak mencium kening para korban lain. Lalu AEL mengumpulkan handphone para korban untuk dimasukkan ke dalam tas. Dari sana mereka menuju ke bagian rooftop apartemen.

3. Sudah Lama tak Tinggal di Apartemen

Hasil sementara dari keterangan para saksi yang sudah pihaknya ambil, keempat korban sudah lama tidak menempati salah satu unit di apartemen tersebut. Menurut dia, diperkirakan para korban sudah dua tahun tidak lagi menempati salah satu unit di sana. Hingga akhirnya mereka kembali datang Sabtu kemarin.

“Hasil sementara keterangan saksi-saksi yang sudah kita ambil, mereka menyatakan para korban ini sudah lama tidak menempati salah satu tempat tinggalnya yang ada di apartemen ini, sudah 2 tahun. Baru hari ini kembali lagi ke apartemen,” kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya

 

 

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement