REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sudah 21 anak di kantong pemukiman itu meninggal dunia akibat kelaparan. Pihak berwenang Israel masih memblokir dan membatasi bantuan kemanusian. Angka kematian akibat kelaparan dikhawatirkan jauh lebih tinggi.
"Angka kematian akibat kelaparan yang sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi karena sebagian besar rakyat Palestina terutama di utara Gaza, mengalami kelaparan dan hampir seluruh daerah itu terputus dari bantuan kemanusiaan yang terbatas yang masuk ke Gaza lewat perbatasan Rafah," kata lembaga kemanusiaan anak Defence for Children International (DCI) Palestina seperti dikutip Aljazirah, Senin (11/3/2024).
"Kelaparan anak merupakan ciri genosida dan pilihan politik yang sengaja diambil Israel, didukung pemerintah (Presiden Amerika Serikat Joe) Biden," kata direktur program DCI Palestina Ayed Abu Eqtaish.
Organisasi kemanusiaan di Israel juga mengecam kurangnya akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Surat kabar Inggris, the Guardian melaporkan dua belas organisasi hak asasi manusia Israel menandatangani surat terbuka yang menuduh Israel gagal mematuhi perintah sementara Mahkamah Internasional yang mengharuskan negara itu memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Salah satu penandatangan adalah kelompok pembocor rahasia Breaking the Silence dan Asosiasi Hak Sipil Israel.
"Sebagai anggota masyarakat sipil yang berbasis di Israel yang berkomitmen pada hak asasi manusia dan supremasi hukum, kami mengecam fakta sejauh ini Israel gagal mengubah perilakunya berdasarkan perintah yang diputuskan Mahkamah Internasional, serta fakta bantuan kemanusiaan ke Gaza turun 50 persen satu bulan setelah putusan tersebut," kata surat terbuka itu.
Dibandingkan mendesak Israel menghentikan serangan dan membuka akses bantuan kemanusiaan masuk. AS kembali menjatuhkan bantuan lewat udara termasuk melalui pesawat Angkatan Udara AS C-130 dan tim khusus pengiriman bantuan udara Angkatan Darat.
Pusat Komando (CENTCOM) AS mengatakan bantuan itu termasuk 27.600 makanan dan 25.900 botol air yang dijatuhkan di utara Gaza. "Area yang sangat membutuhkan, mengizinkan warga sipil mengakses bantuan kritis," kata CENTCOM.
Sebelumnya AS membantah bertanggung jawab atas pengiriman bantuan lewat udara yang mematikan pekan lalu. Ketika parasut yang membawa bantuan itu rusak hingga menewaskan lima orang dan melukai 10 warga Palestina.