Berbuka dengan Nasi Berbumbu Khas Mesir

Red: Indira Rezkisari

Rabu 13 Mar 2024 11:53 WIB

Menu khas Mesir tersaji selama Ramadhan di Asia Restaurant Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan. Foto: Dok Republika Menu khas Mesir tersaji selama Ramadhan di Asia Restaurant Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti di Indonesia, masyarakat Mesir juga menjalani Ramadhan dengan semarak. Dan, seperti orang Indonesia nasi adalah menu yang penting alias harus ada saat berbuka puasa.

Bila orang Indonesia berbuka puasa dengan menyantap aneka lauk beserta nasi putih, maka orang Mesir menikmati nasi yang sudah dibumbui. Mirip dengan nasi kebuli Arab atau biryani India.

Baca Juga

Chef Mohamed Atta dari The Nile Ritz-Carlton Cairo mengatakan, untuk makanan berbuka puasa rumah-rumah di Mesir biasanya memasak tagine. Menu ini adalah makanan yang dimasak dengan api kecil dan lama, dimasak dalam panci keramik berbentuk kerucut.

Masakan tagine isinya bisa daging atau ikan. Bumbu umumnya jahe, kunyit, kayu manis, lalu dimasak dengan sayur dan rajangan tomat.

Atta menerangkan, masakan tagine itu lalu disantap dengan nasi. Atau roti seperti roti pita.

"Saat Ramadhan, nasi sangat penting, begitu juga roti," ujar dia.

Chef Atta bersama Chef Kamel Mohamed ada di Asia Restaurant Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan sejak awal Maret hingga Lebaran April 2024. Keduanya meracik beragam menu khas Mesir untuk berbuka puasa di Asia Restaurant.

Ragam menu yang dihadirkan di antaranya Motabal Batangan, Arayees, Chicken Mesahab, Borak Laham, Hawawshi, Dawood Basha, Egyptian Dolma, Shish touk, Lamb Ouzi, Seafood Kabsa, Kofta Koshkash dan lainnya. Dua menu dengan nasi kemarin turut dicicip saat Republika meliput. Yaitu Lamb Ouzi dan Fish Harrah.

Keduanya menggunakan jenis nasi yang berbeda. Fish Harrah menggunakan nasi yang lebih familiar bagi lidah Indonesia karena teksturnya yang pulen.

Sedangkan Lamb Ouzi menggunakan tipe beras long grain. Atta mengatakan, tipe beras ini banyak dipakai di masakan India seperti nasi biryani.

Seperti masakan Timur Tengah lainnya, kedua jenis nasi tersebut tergolong gurih dan aromatik. Bedanya, Atta mengatakan ia sengaja tidak memberikan bumbu yang terlalu tajam.

"Karena ini Ramadhan, kita ingin yang ringan-ringan saja di perut," ujarnya.

Fish Harrah dimasak menggunakan daun salam atau bayleaves, kaldu seafood, dan tomat. Sedang Lamb Ouzi menggunakan bumbu yang sedikit lebih tajam seperti kayumanis dan kapulaga.

Menurut Atta, masyarakat Mesir mengenal lebih banyak lagi olahan nasi. Misalnya Dolma, yaitu nasi yang dimasak di dalam sayur. "Dolma mesir itu bisa dimasak dengan sayur seperti kol, terung, zukini, hingga paprika," kata dia.

Untuk cita rasa, katanya, masakan Mesir banyak menggunakan daun ketumbar segar, bawang putih, dan tomat. Ia menegaskan, ketumbar yang digunakan adalah daunnya bukan bijinya seperti di Indonesia. Ketumbarnya juga beda karena ukurannya lebih besar dan rasanya lebih kuat.

"Ketumbar Indonesia kecil. Mirip seperti ketumbar India," terangnya.

Kehadiran dua chef tersebut membuat tamu yang bertandang ke Asia Restaurant serasa ada di sebuah souq pasar malam kecil. Tamu disambut dengan minuman bernama Ghallab yang cocok sebagai pembatal puasa. Ghallab dibuat dari sirup kurma dingin dan diberi tambahan kacang pinus.

Paket berbuka puasa dengan menu Mesir Asia Restaurant dibanderol dengan harga mulai dari Rp 599 ribu per orang.

photo
Menu khas Mesir tersaji selama Ramadhan di Asia Restaurant Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan. - (Dok Republika)

 

Terpopuler