Senin 18 Mar 2024 22:34 WIB

Diet Terbukti Aman Atasi Obesitas Jika Diawasi Pakar

Remaja obesitas tetap membutuhkan semua nutrisi yang penting bagi tubuh.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Obesitas (ilustrasi). Obesitas dapat diatasi secara aman dengan diet jika diawasi para pakar.
Foto: www.freepik.com
Obesitas (ilustrasi). Obesitas dapat diatasi secara aman dengan diet jika diawasi para pakar.

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet jangka pendek dan sangat rendah kalori terbukti berhasil membantu remaja yang mengalami obesitas. Praktik tersebut aman dilakukan selama diawasi secara ketat oleh ahli diet berpengalaman, menurut sebuah penelitian oleh tim ilmuwan di Australia.

Baca Juga

Dikutip dari laman Yahoo News, Senin (18/3/2024), studi dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Sydney. Hasilnya mengungkap bahwa banyak remaja yang terlibat dalam penelitian berpendapat diet adalah cara yang dapat diterima untuk menurunkan berat badan.

Mereka memang mengalami sejumlah efek samping tidak menyenangkan, berupa kelelahan, sakit kepala, mudah tersinggung, sembelit, dan mual. Namun, diet sangat rendah energi (VLED) dengan konsumsi kurang dari 800 kalori sehari itu terbukti sukses pada mereka.

VLED diresepkan untuk pengidap obesitas yang ingin menurunkan berat badan tetapi tidak merespons diet konvensional dan program olahraga. Lewat studi, terbukti bahwa VLED yang dipantau oleh profesional kesehatan dapat diterapkan dengan aman dalam jangka pendek.

Terdapat 71 peserta lelaki dan 70 peserta perempuan dengan obesitas yang terlibat studi. Mereka setidaknya punya satu kondisi khusus, seperti tekanan darah tinggi atau resistensi insulin. Seluruh peserta menjalani diet selama empat pekan.

Diet melibatkan makanan pengganti formulasi dan sayuran rendah karbohidrat, seperti brokoli dan tomat. Dari 141 orang yang memulai penelitian, 134 orang menyelesaikannya dan kehilangan berat badan rata-rata 5,5 kilogram. 

Sebanyak 95 persen peserta merasakan satu efek samping selama diet, dan 70 persen mengalami tiga efek samping. Kelaparan, kelelahan, dan sakit kepala adalah efek samping yang paling umum dialami peserta.

Para peserta melaporkan bahwa keberhasilan penurunan berat badan adalah aspek yang paling disukai. Sementara, prosedur diet ketat dan rasa makanan pengganti adalah aspek yang paling tidak disukai.

Meskipun memiliki efek samping, VLED dapat diterima oleh banyak remaja dengan obesitas sedang hingga berat. Selama ini, terdapat kekhawatiran mengenai risiko yang mungkin timbul jika seseorang melakukan pengurangan massa tubuh secara cepat.

Pada saat yang sama, remaja obesitas tetap membutuhkan semua nutrisi yang penting bagi tubuh. Sementara, data mengenai dampak VLED terhadap pertumbuhan, kesehatan jantung, dan kesejahteraan psikologis subjek masih terbatas. 

Namun, penelitian di Sydney menunjukkan bahwa ketakutan tersebut tidak beralasan. "Mengingat penurunan berat badan yang cepat, penggunaannya harus ditekankan dalam pedoman praktik klinis untuk pengobatan obesitas parah dan komplikasi terkait obesitas pada remaja, terutama sebelum intervensi farmakologis atau bedah," kata pemimpin studi, Megan Gow.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement