REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK — Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Demak, Jawa Tengah dilaporkan berdampak terhadap puluhan ribu orang. Banyak juga warga terdampak banjir ini yang mengungsi sementara.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak M Agus Nugroho Luhur P mengatakan, berdasarkan pendataan terakhir, banjir melanda 89 desa yang tersebar di sebelas kecamatan. “Yang terdampak kurang lebih 95 ribu jiwa, 20 ribu KK (kepala keluarga),” kata dia, Selasa (19/3/2024).
Akibat banjir, Agus menyebut ada sekitar 22 ribu warga yang mengungsi. Agus mengatakan, banjir ini tidak hanya melanda permukiman. Ada juga lahan sawah yang terdampak. Menurut dia, luas lahan sawah yang terkena banjir sekitar 451 hektare.
Banjir yang terjadi sejak beberapa hari lalu ini disebut dipicu jebolnya tanggul sungai. Agus berharap tanggul sungai yang jebol dapat segera ditangani. “Tanggul jebol yang ada di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, dan di tanggul Lusi, Desa Bugel, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Harapan kami tanggul bisa segera tertutup,” ujar Agus.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak sudah menetapkan status tanggap darurat bencana alam. “Penetapan status tanggap darurat dimulai tanggal 17 Maret 2024 hingga 14 hari ke depan,” kata Bupati Demak Eisti’anah, Senin (18/3/2024).
Dengan penetapan status tersebut, Bupati berharap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bisa leluasa mengalokasikan anggarannya untuk mendukung pengerjaan perbaikan tanggul sungai yang jebol.
Bupati juga menyoroti pemenuhan kebutuhan logistik warga terdampak banjir. Apalagi lokasi warga terdampak tersebar di berbagai kecamatan. “Kami akan berkoordinasi dengan BNPB dan pemerintah provinsi terkait ketersediaan logistik untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi yang tersebar di 30-an lokasi lebih,” ujar Bupati.