Kamis 21 Mar 2024 14:18 WIB

Benjamin Netanyahu: Israel Bersiap Masuki Rafah, Hanya Butuh Sedikit Waktu

Israel harus masuk ke Rafah untuk menghancurkan sisa batalion Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu (20/3/2024), mengatakan bahwa tentara Israel sedang bersiap untuk masuk ke Rafah di Jalur Gaza selatan.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu (20/3/2024), mengatakan bahwa tentara Israel sedang bersiap untuk masuk ke Rafah di Jalur Gaza selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu (20/3/2024), mengatakan bahwa tentara Israel sedang bersiap untuk masuk ke Rafah di Jalur Gaza selatan. Ia menambahkan bahwa "ini akan membutuhkan sedikit waktu."

Dalam pidatonya di televisi yang disiarkan melalui akun resminya di platform X, Netanyahu memulai dengan merangkum perincian pembicaraannya per telepon dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden Senin lalu.

Baca Juga

"Pada awalnya, kami sepakat bahwa Hamas perlu dilenyapkan. Namun selama perang, bukan rahasia lagi, ada perbedaan pendapat di antara kita mengenai cara terbaik untuk mencapai tujuan ini," kata Netanyahu.

Pada awalnya, dia mengatakan kepada Biden bahwa tentara Israel harus masuk ke Jalur Gaza untuk dapat mengalahkan Hamas. Dan dalam percakapan terakhir mereka, kata Netanyahu, dirinya mengatakan kepada Biden bahwa tentara Israel harus memasuki Rafah untuk melenyapkan sisa-sisa batalion Hamas untuk mencapai kemenangan.

Saat berbicara kepada warga Israel, PM Israel itu mengatakan bahwa dia telah menyetujui rencana operasional militer dan mereka akan segera menyetujui rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari zona pertempuran.

“Saat kita bersiap memasuki Rafah, dan ini akan memakan sedikit waktu, kita terus beroperasi dengan kekuatan penuh," kata Netanyahu. 

"Kami terus beroperasi di Khan Yunis, di kamp-kamp di tengah, dalam menumpas dan menangkap pejabat-pejabat senior Hamas seperti yang baru saja lakukan di Shifa (rumah sakit), dan dalam menumpas ratusan ‘teroris’,” katanya lagi.

Menyusul pembicaraan telepon antara Biden dan Netanyahu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada Selasa (19/3) mengatakan PM Israel setuju mengirim tim ke AS untuk membahas rencana Israel menyerang Rafah "tanpa invasi darat besar-besaran."

Rencana seperti itu mengemuka di tengah meningkatnya peringatan dari berbagai kalangan di tingkat kawasan dan internasional mengenai konsekuensi yang bisa ditimbulkan setiap invasi darat Israel ke Rafah. 

Wilayah tersebut saat ini menampung sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina, yang telantar akibat serangan pasukan Israel di wilayah-wilayah lain di Jalur Gaza. Israel mendorong mereka ke wilayah tersebut, dan menjanjikan keselamatan bagi mereka, namun kemudian melancarkan serangan yang menimbulkan banyak korban jiwa dan luka-luka.

Israel telah melancarkan serangan....

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement