Jumat 22 Mar 2024 14:06 WIB

Jagoannya Kalah di Pemilu 2024? Psikolog Ajak Masyarakat tak Apatis

Masyarakat yang jagoannya kalah di Pemilu 2024 diharap tetap kritis dan tidak apatis.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Pemilu (ilustrasi). Warga diharap tak apatis meski calon pilihannya kalah di Pemilu 2024.
Foto: Dok Republika.co.id
Pemilu (ilustrasi). Warga diharap tak apatis meski calon pilihannya kalah di Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog klinis dari Ikatan Psikolog Klinis wilayah Banten Mega Tala Harimukthi M Psi berharap warga tak apatis meski calon pilihannya kalah di Pemilu 2024. Dengan begitu, warga diharapkan tetap dapat mengawal jalannya pemerintahan secara kritis.

"Setelah bisa menerima kekalahan dengan lebih lapang dada. Maka tetaplah menjadi warga negara atau masyarakat yang kritis dan tidak apatis," katanya saat dihubungi, di Jakarta, Jumat (22/3/2024). 

Baca Juga

Mega menjelaskan, sebelum bisa mencapai tahapan menerima ini, masyarakat perlu terlebih dulu melakukan validasi emosi yang dirasakan. Dia menganggap wajar dan normal bila emosi berupa kecewa, sedih, marah atau kesal muncul karena calon pilihan kalah.

"It's oke banyak orang yang merasakan hal sama. Artinya secara objektif kesedihan yang dirasakan ini wajar dan normal," kata dia.

Selanjutnya, Mega mengajak masyarakat belajar mengelola emosi yang dirasakan itu agar tak menjadi berkepanjangan. Apabila nantinya muncul stres, imbuh dia, maka ini wajar pada mereka yang merasa ada ancaman atau hambatan di depan mata.

Masyarakat, sambung Mega, berikutnya perlu berusaha mengidentifikasi hal-hal yang membuat mereka stres dan sebisa mungkin mengelola atau menghindari pencetusnya. "Misal berhenti dulu baca berita politik, diet medsos dan baca berita-berita politik, karena 'life must go on',(hidup harus jalan terus)" ujarnya.

Selain itu, dia juga mengingatkan masyarakat belajar mengelola harapan terhadap pemimpin yang terpilih dan menerima hasil pemilu. "Proses menerima pada setiap orang mungkin berbeda - beda ya rentang waktunya tapi tetap belajar menerima. Bahwa siapapun yang terpilih ya kita tetap menjadi warga negaranya yang bijak," kata dia.

Menurut dia, dengan begini maka masyarakat dapat tetap berpikir kritis terhadap pemerintahan sambil tetap mengelola ekspektasi. Pemilu 2024 meliputi pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD provinsi, serta anggota DPRD kabupaten/kota dengan daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional sebanyak 204.807.222 pemilih.

Untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, diikuti tiga pasangan yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut satu (1), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut (2) dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut tiga (3).

Lalu, pada Pemilu Legislatif diikuti 18 partai politik nasional dan enam partai politik lokal. Komisi Pemilihan Umum RI pada Rabu (20/3) menetapkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 dan PDI Perjuangan sebagai partai politik dengan perolehan suara terbanyak di Pemilihan Anggota Legislatif DPR RI pada Pemilu 2024.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement