Ahad 24 Mar 2024 22:15 WIB

Pemkab Klaim Kerugian Banjir-Longsor Pesisir Selatan Mencapai Rp 1 Triliun

Masa tanggap darurat di Pesisir Selatan diperpanjang.

Petugas dari Basarnas melakukan pencarian korban longsor di Langgai, Gantiang Mudiak Utara Surantiah, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Selasa (12/4/2024). Menurut data Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Padang, Sumatra Barat, sebanyak enam korban yang terdiri dari dua korban di Tarusan, tiga di Linggai dan satu di Sungai Batang Bayang masih dalam tahap pencarian.
Foto: ANTARA FOTO/Givo Alputra
Petugas dari Basarnas melakukan pencarian korban longsor di Langgai, Gantiang Mudiak Utara Surantiah, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Selasa (12/4/2024). Menurut data Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Padang, Sumatra Barat, sebanyak enam korban yang terdiri dari dua korban di Tarusan, tiga di Linggai dan satu di Sungai Batang Bayang masih dalam tahap pencarian.

REPUBLIKA.CO.ID, PAINAN--Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Sumatra Barat mengungkapkan kerugian akibat banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Pesisir Selatan pada 7 Maret 2024 diperkirakan mencapai Rp 1 triliun. Kepala Ex officio Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Pesisir Selatan Mawardi Roska menyebutkan, berdasarkan data yang sudah masuk dan dianalisis, jumlah kerugian aset daerah maupun harta benda milik masyarakat diperkirakan mencapai Rp 1 triliun.

Ia mengatakan hal itu saat rapat evaluasi tanggap darurat tahap I dan langkah-langkah kegiatan untuk masa tanggap darurat tahap II di Painan. "Mulai dari sarana prasarana negara/daerah seperti jalan, jembatan, sekolah, puskesmas, fasilitas air minum, juga harta benda masyarakat, rumah, ternak, lahan pertanian, tambak, kerugian mencapai angka Rp 1 triliun," katanya di Painan, Ahad (24/3/2024).

Baca Juga

Menurut Mawardi yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Pesisir Selatan itu, pendataan masih terus dilakukan dan secara bertahap disampaikan kepada pemerintah. Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar juga menyebutkan, terkait perpanjangan masa tanggap darurat kembali diperpanjang karena fakta di lapangan bahwa para korban masih butuh penanganan.

"Masih ada empat orang lagi yang masih hilang, rumah-rumah penduduk yang belum bisa didiami karena material atau sedimen banjir masih belum tertangani dan proses pendataan yang terus dilakukan," katanya.

Menurutnya, perpanjangan masa tanggap darurat sehingga proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat dilakukan dengan segala sumber daya yang ada. Kerugian terbesar di antaranya 537 rumah rusak berat, 2.749 rusak sedang, dan 7.048 rusak ringan. Sementara ribuan ternak mati, sapi 666 ekor, deapan ekor kerbau, 357 ekor kambing, 36.527 ekor ayam, dan 19.210 ekor itik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement