Ahad 24 Mar 2024 23:39 WIB

Pj Bupati Lumajang Berharap Budi Daya Pisang Cavendish Terus Dikembangkan

Pisang cavendish diharapkan dapat menjadi potensi baru perekonomian masyarakat.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Panen pisang cavendish.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
(ILUSTRASI) Panen pisang cavendish.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG — Budi daya pisang cavendish dikembangkan di wilayah Desa Rojopolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, oleh Kelompok Tani Makmur. Penjabat (Pj) Bupati Lumajang Indah Wahyuni berharap budi daya pisang cavendish dapat terus dikembangkan, termasuk di daerah lainnya.

“Saya bersyukur atas kesuburan tanah Lumajang yang memungkinkan pertumbuhan berbagai jenis tanaman, termasuk pisang cavendish,” kata Pj Bupati yang akrab disapa Yuyun itu.

Baca Juga

Yuyun mengikuti panen pisang cavendish di Desa Rojopolo, Kecamatan Jatiroto, pada Sabtu (23/3/2024). Selain di Kecamatan Jatiroto, budi daya pisang cavendish juga dikembangkan di empat kecamatan lainnya, dengan total luas lahan mencapai sekitar 13 hektare.

Menurut Yuyun, pohon pisang dapat tumbuh di hampir seluruh wilayah Kabupaten Lumajang. Karena itu juga Lumajang dikenal sebagai “Kota Pisang”. Selain cavendish, ada beragam jenis pisang lainnya yang dibudidayakan di Lumajang, seperti pisang mas kirana, pisang agung, dan pisang pasak kresek.

Yuyun menilai, pisang cavendish dapat menjadi potensi baru perekonomian masyarakat di Kabupaten Lumajang. “Saya berharap kehadiran pisang cavendish di tengah masyarakat Kecamatan Jatiroto dapat membawa dampak ekonomi yang signifikan dan dapat ditanam di kecamatan lainnya,” ujar Yuyun.

Salah satu anggota Kelompok Tani Makmur, Jamal, mengatakan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan perusahaan, sehingga tidak kesulitan dalam memasarkan hasil panen. Pisang cavendish hasil panen Kelompok Tani Makmur ada yang disalurkan ke pasar lokal, juga ke luar daerah.

Tujuan pemasaran pisang cavendish ke luar daerah, antara lain Surabaya dan Sidoarjo. “Namun, produksi yang dihasilkan di Lumajang belum mencukupi permintaan pasar untuk kualitas tertentu,” ujar Jamal. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement