REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan dan Pengasuh Pondok Modern Tazakka, KH Anang Rikza Masyhadi dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa ada enam golongan orang yang celaka. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits qudsi.
Pertama, ahli ibadah
Kiai Anang menyampaikan, Allah SWT berfirman, "Golongan yang pertama yang celaka adalah orang ahli ibadah yang celaka karena kesombongannya."
Kiai Anang menjelaskan, jangan sampai orang ahli ibadah merasa bahwa hanya ibadahnya yang diterima oleh Allah SWT, ini namanya kesombongan. Maka ahli ibadah jangan pernah melihat orang lain lebih rendah ibadahnya kepada Allah SWT.
"Orang ahli ibadah atau orang sholeh harus menahan hatinya dan menahan dirinya agar tidak terjerumus kepada bisikan-bisikan setan yang bisa mengotori keikhlasan dalam ibadah," kata Kiai Anang dalam tausiyahnya bertema Hikmah Tazakka Edisi Ramadhan pada chanel Youtube Tazakka TV.
Kiai Anang menegaskan, maka hati-hati orang yang ahli ibadah dan orang yang amaliahnya banyak. Jaga diri dan jaga hati jangan sampai tergelincir.
Kedua, orang yang berilmu tapi celaka dengan keilmuannya
Orang berilmu semestinya dengan ilmunya bisa mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan ilmunya dia bisa berbuat banyak dan bisa mengembangkan amal saleh. Ilmunya digunakan untuk kemaslahatan sebanyak mungkin orang.
"Tetapi kalau ilmunya digunakan untuk hal-hal yang berpotensi mencelakakan orang, ilmunya digunakan untuk merekayasa hal yang benar menjadi salah, ilmunya digunakan untuk memanipulasi kebenaran, maka itulah orang berilmu yang celaka karena ilmunya," jelas Kiai Anang.
Ketiga, betapa banyak orang bodoh celaka karena kebodohannya
Artinya bodoh karena kebodohannya akibat tidak mau bertanya, dan tidak mau mencari tahu kebenaran. Maka dia akan tenggelam dan binasa dalam kebodohannya.
Keempat, betapa banyak orang kaya celaka karena kekayaannya
Yakni orang yang dengan kekayaannya menjauhkan dirinya dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Mestinya kekayaan itu karena itu adalah nikmat dari Allah SWT, maka gunakan untuk hal yang baik dan benar.
Bisa disedekahkan, diinfakkan, diwakafkan dan digunakan untuk menafkahi anak, istri, keluarga dan masyarakat untuk hal yang produktif dan bermanfaat.
"Kalau ternyata hartanya digunakan untuk membiayai sesuatu yang berpotensi merusak menghancurkan akhlak masyarakat maka itulah orang kaya yang celaka," ujar Kiai Anang.
Kelima, betapa banyak orang yang fakir dan celaka karena kefakirannya
Kekafirannya membuat dia mendekati pada kekufuran. Dia tidak tahan dengan kefakirannya, dan tidak tahan dengan kekufurannya. Sehingga dengan kekufurannya itu menjerumuskannya kepada kekafiran.
Kefakiran adalah ujian dari Allah, maka harus ikhlas, sabar dan tabah menghadapinya. Itu bagian dari cara Allah mendidik dia dengan kefakirannya.
Keenam....
Lihat halaman berikutnya >>>