REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, volume sampah selama Ramadhan 1445 Hijriyah terjadi peningkatan sekitar 1-2 ton per hari. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Rabu (27/3/2024), mengatakan, peningkatan itu terjadi seiring perubahan dan peningkatan pola konsumsi masyarakat selama puasa.
"Selama puasa ini, volume sampah per hari rata-rata meningkat sekitar 1-2 ton. Di luar bulan puasa volume sampah sekitar 240-260 ton per hari," katanya.
Peningkatan sampah itu, menurut dia, berbentuk sampah plastik, batok dan serabut kelapa, serta sampah sisa makanan. Untuk sampah sisa makanan ini langsung diolah menjadi pakan maggot yang sedang dibudidayakan di Mataram Maggiot Center (MMC) Kebon Talo Ampenan.
Sampah dari aktivitas masyarakat selama bulan Ramadhan ini tetap dilakukan pemilihan di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), sebelum di buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.
"Jadi, untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, kegiatan pemilahan dan pengolahan sampah di TPST kita optimalkan," katanya.
Menurut dia, volume sampah di Kota Mataram saat ini mencapai sekitar 240 ton hingga 260 ton per hari, tapi sampah yang dibuang ke TPA sekitar 190 ton hingga 195 ton per hari. Jika dihitung terjadi pengurangan sampah yang dibuang ke TPA mencapai sekitar 50 ton hingga 70 ton per hari atau lebih dari 20 persen.
"Pengurangan itu terjadi karena adanya program pilah sampah dari rumah yang kini semakin masif dilakukan warga," katanya.
Terkait dengan itu, tambahnya, untuk memudahkan penanganan sampah, masyarakat terutama para pedagang takjil musiman di bulan puasa juga diminta berpartisipasi melakukan pemilahan sampah.
"Jadi petugas kami bisa lebih mudah dan cepat mengolah di TPST," katanya.