Kamis 28 Mar 2024 15:04 WIB

Warga Meninggal Akibat DBD di Kota Solo Bertambah

Warga yang meninggal akibat DBD masih anak-anak.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Perawat mengecek saturasi oksigen pasien demam berdarah dengue (DBD).
Foto: Republika/Thoudy Badai
(ILUSTRASI) Perawat mengecek saturasi oksigen pasien demam berdarah dengue (DBD).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO — Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Solo, Jawa Tengah, disebut mengalami kenaikan. Dua orang yang dikabarkan terjangkit DBD meninggal dunia.

Jumlah kematian akibat DBD bertambah baru-baru ini. “Jumlah total yang meninggal ada dua. Yang terakhir meninggal ini usianya tujuh tahun,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Setyowati, Kamis (28/3/2024).

Baca Juga

Setyowati menjelaskan, pasien anak tersebut sempat dibawa ke rumah sakit pada akhir pekan lalu. Pasien dilaporkan meninggal pada Selasa. “Jadi, dibawa ke rumah sakit kondisinya sudah lemas. Sudah agak terlambat. Mungkin panas beberapa hari terus diobati sendiri,” ujar dia.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Solo, sejak awal 2024 hingga pekan ke-12, dilaporkan 45 kasus DBD. “Ini cukup tinggi kenaikannya. Minggu ke-12 cukup banyak kasusnya, ada 29 kasus. Minggu-minggu ini yang banyak,” kata Setyowati.

Setyowati mendorong upaya deteksi dini DBD. Warga yang mengalami gejala seperti terkena DBD diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. “Kalau ada demam, gejala lemas, segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan supaya tidak terlambat,” ujar dia.

Dalam upaya pencegahan penyebaran DBD, masyarakat di Kota Solo diajak menggencarkan upaya pemberantasan sarang nyamuk. “Mudah-mudahan dengan edukasi dan peran serta masyarakat kasus demam berdarah tidak naik tajam,” kata Setyowati.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement