KIDSNEWS -- Hai Kids... Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selama tiga bulan terakhir pada periode Januari hingga Maret 2024 di Kota Bandung mayoritas terjadi di sekolah. Penyebaran DBD terhadi di sekolah karena mayoritas pasien DBD anak usia SD dan SMP.
Dalam tiga bulan terakhir tersebut diketahui jumlah pasien DBD di Kota Bandung mencapai 2.215 kasus di mana delapan orang meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian, mengatakan mayoritas anak yang sakit usia produktif 5 tahun sampai 15 tahun.
"Anak usia sekolah dari laporan rumah sakit potensi tertular di sekolah atau di masjid," ujar Anhar, Jumat (29/3/2024) seperti dinukil dari Republika.
BACA JUGA: Jadwal Libur Lebaran 2024 untuk Anak Sekolah di Jakarta dan Pulau Jawa
Anhar menjelaskan, penyebab kasus DBD meningkat di Kota Bandung salah satunya disebabkan faktor cuaca di mana terjadi kemarau panjang tahun 2023. Pada tahun tersebut, nyamuk bertelur dan menempel di mana saja.
"Ketika kemarau gitu (nyamuk) menabung telur. Ketika hujan datang kemudian telur berubah menjadi jentik dan jadi nyamuk," kata dia.
Faktor lain adalah kondisi lingkungan relatif banyak sampah. Anhar menambahkan momen nyamuk menggigit terjadi pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB serta sore hari.
"Anak anak saat itu lagi di sekolah kalau sore hari saat Ramadhan ini anak ngaji di masjid. Sekolah dan kelas suasana teduh nyaman," katanya.
BACA JUGA: Mengapa Langit Malam Gelap dan Hitam, Padahal Ada Miliaran Bintang di Langit
Anhar menduga nyamuk Aedes Aegypti telah bermutasi. Sebab banyak laporan pasien mengalami demam biasa dan ternyata merupakan penyakit DBD.
Program Wolbachia saat ini masih belum efektif menurunkan kasus DBD di Kota Bandung. Sebabnya, program tersebut baru berlangsung di satu kelurahan dan masih dalam tahap pengembangan.
.
Yuk ikuti informasi seputar berita-berita anak di Republika Kids. Ibu dan Bapak juga bisa perpartisipasi dengan mengirimkan dan kritik ke email kami: republikakids@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook Republika Kids.