REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberi perumpamaan antara Alquran dan susu. Hadits ini diriwayatkan oleh beberapa perawi hadits.
Misalnya Al Ruyani (wafat 307 H), meriwayatkan dengan jalur sanad dari Uqbah bin Amir, yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
«يَخْرُجُ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَشْرَبُونَ الْقُرْآنَ كَشُرْبِهِمُ اللَّبَنَ»
"Akan ada dari umaku yang meminum Alquran seperti mereka minum susu."
Ath-Thabrani (wafat 360 H) juga meriwayatkan dengan lafadz yang sedikit berbeda, sebagai berikut:
«سَيَخْرُجُ أَقْوَامٌ مِنْ أُمَّتِي يَشْرَبُونَ الْقُرْآنَ كُشُرْبِهِمُ اللَّبَنَ»
"Akan segera ada dari umatku yang meminum Alquran seperti minum susu."
Perawi hadits yang lain juga meriwayatkan hadits tersebut. Seperti Al Mustaghfiri yang meriwayatkannya dalam Fadhail Al-Qur'an, dan Ibnu Qutlubugha dalam Musnad Uqbah bin Amir.
Para ulama berbeda pendapat dalam memahami makna hadits tersebut. Ada yang mengaitkannya dengan sesuatu yang buruk, dan ada pula yang mengaitkannya dengan sesuatu yang baik.
Salah satu pendapat yang menyebut hadits itu bermuatan makna yang buruk adalah pendapat Al-Minawi. Dia berpendapat bahwa pesan dalam hadits tersebut merujuk pada orang-orang yang membaca atau mengucapkan bacaan Alquran tanpa memikirkan maknanya dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya. Tetapi ucapan mereka itu seperti susu yang diminum dengan cepat. Hadits tersebut menurut pendapat ini mengecam ketergesa-gesaan membaca Alquran dan tidak merenungkan maknanya.
Adapun pendapat yang menyebut hadits itu mengandung pesan yang baik dan pujian yakni pendapat Al Amir Al Shan'ani. Dia berpendapat bahwa hadits tersebut mungkin saja mengacu pada orang-orang yang diberi makan sebagaimana mereka diberi makan dengan susu. Maka hadits ini merupakan satu pujian untuk mereka.
Demikian pula Syekh Muhammad Nasr Al Din Muhammad Uwaidah yang berpendapat bahwa hadits tersebut merujuk pada orang-orang yang berusaha keras untuk mengkaji Alquran sampai dia seolah meminumnya seperti minum susu. Sehingga menjadi paham dan menguasainya setelah mengkajinya berulang-ulang. Kondisi inilah yang disebut seperti minum susu.