Jumat 05 Apr 2024 19:14 WIB

Mengapa Yahudi Pakai Landasan Agama untuk Gusur Masjid Al Aqsa?

Alhadar mengatakan motif kaum Yahudi fanatik dan konservatif bersifat agamis.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Ani Nursalikah
Umat Muslim melakukan tarawih yang diadakan selama bulan suci Ramadhan di sebelah Kubah Batu di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Sabtu, (16/3/2024).
Foto: AP
Umat Muslim melakukan tarawih yang diadakan selama bulan suci Ramadhan di sebelah Kubah Batu di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Sabtu, (16/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yahudi Israel menggunakan doktrin agama untuk merebut Masjidil Aqsa dari umat Islam. Hal tersebut dibuktikan dengan ritual penyembelihan sapi merah. Mengapa mereka menggunakan doktrin agama?

Pengamat Timur Tengah Smith Alhadar menjelaskan Al-Aqsa adalah masjid suci ketiga umat Islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Yerusalem Timur juga menjadi kota suci ketiga umat Islam setelah Makkah dan Madinah.

Baca Juga

Sementara di pihak lain, Yerusalem secara keseluruhan telah menjadi identitas Yahudi.  Karena di situ terdapat Tembok Ratapan dan juga kompleks Masjid al-Aqsa adalah bekas berdirinya kuil Yahudi.

"Sebenarnya, menurut Pew Research Center dalam survei mereka sekitar dua tahun, 70 persen persen warga Israel adalah ateis. Tapi Yerusalem menjadi titik temu semua orang Yahudi, baik kaum fanatik, konservatif, maupun Zionis sekuler-ateis," ujar Alhadar kepada Republika.co.id, Jumat (5/4/2024).