Senin 08 Apr 2024 10:31 WIB

Dua Tantangan Besar di Hari Kesehatan, Apa Saja?

WHO juga menargetkan penurunan penggunaan antimikrobial pada pertanian.

Sejumlah siswa menunggu giliran untuk mendapatkan tetesan vaksin polio jenis imunisasi novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) di SDN Sawah Besar 2, Semarang, Jawa Tengah, Senin (19/2/2024). Kementerian Kesehatan menggelar Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahun 2024 putaran kedua secara serentak di tiga provinsi dan satu kabupaten yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan Sleman dengan total sasaran 8,4 juta anak berusia 0-7 tahun selama tujuh hari sebagai upaya menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) polio.
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Sejumlah siswa menunggu giliran untuk mendapatkan tetesan vaksin polio jenis imunisasi novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) di SDN Sawah Besar 2, Semarang, Jawa Tengah, Senin (19/2/2024). Kementerian Kesehatan menggelar Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahun 2024 putaran kedua secara serentak di tiga provinsi dan satu kabupaten yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan Sleman dengan total sasaran 8,4 juta anak berusia 0-7 tahun selama tujuh hari sebagai upaya menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) polio.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, situasi wabah hingga peristiwa perang, masih menjadi tantangan global di Hari Kesehatan Dunia tahun ini yang harus diselesaikan. "Tema Hari Kesehatan Sedunia tahun ini adalah 'My health, my right’, atau kesehatan kita adalah hak kita. Tema ini dipilih oleh WHO karena di berbagai belahan dunia maka tema ini mendapat tantangan," kata Tjandra Yoga Aditama saat dikonfirmasi di Jakarta, Ahad (7/4/2024). 

Sejumlah tantangan yang dimaksud di antaranya, terjadinya berbagai wabah serta peningkatan berbagai jenis penyakit yang semuanya dapat menyebabkan kesakitan, kematian hingga kecacatan. Selain itu, kata Tjandra, terjadi berbagai perang dan situasi konflik yang menyebabkan kepedihan, kelaparan, gangguan psikologis, bahkan kematian.

Baca Juga

"Berikutnya masalah lingkungan yang semakin merebak, seperti polusi udara, di mana polusi udara luar ruang dan dalam ruangan ternyata menyebabkan satu kematian setiap lima detik di dunia. Kita belum punya angka untuk Indonesia," katanya.

Tjandra menjelaskan, tantangan lain di Hari Kesehatan Dunia adalah yang terkait dengan kesetaraan pelayanan kesehatan. Menurut data WHO, kata Tjandra, masih ada 4,5 miliar lebih warga dunia yang belum sepenuhnya mendapat pelayanan kesehatan esensial bermutu. "Jadi tegasnya, dengan tema Hari Kesehatan Dunia tahun ini diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua," katanya.

Tjandra yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu mengatakan, hak kesehatan bagi masyarakat bisa dipenuhi melalui sejumlah anjuran WHO kepada pemerintah di berbagai negara dunia. "Bentuk dan terlaksananya aturan untuk berbagai sektor. Ini mulai dari cukai rokok, gula, dan alkohol," katanya.

Selanjutnya, WHO juga menargetkan penurunan penggunaan antimikrobial pada pertanian dan peternakan di 2030 sampai 30--50 persen penggunaan, menjamin ketersediaan dan pemakaian energi bersih (clean energy) seperti solar, hidro, angin, dan elektrik. "Dari sudut hukum adalah menjamin tidak adanya segala bentuk diskriminasi. Pemerintah perlu menyediakan infrastruktur untuk pesepeda dan pejalan kaki, juga menjamin hak-hak kaum buruh dan pekerja untuk mendapat pekerjaan yang layak, perlindungan kesehatan kerja serta kesetaraan pelayanan pada semua buruh dan pekerja yang ada, baik laki-laki maupun perempuan," katanya.

World Health Day atau Hari Kesehatan Sedunia diperingati setiap tahun di tanggal 7 April. Tema tahun ini dipilih untuk memperjuangkan hak setiap orang, di mana pun, untuk memiliki akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan informasi berkualitas, serta air minum yang aman, udara bersih, nutrisi yang baik, perumahan berkualitas, kondisi kerja dan lingkungan yang layak, dan kebebasan dari diskriminasi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement