REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Wali Kota Serang Syafrudin menyoroti salah satu masalah kesehatan yang masih dan banyak terjadi di wilayahnya, yaitu soal kebiasaan masyarakat yang disebut modol di kebon (dolbon) atau Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Hal ini disampaikannya pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Gelanggang remaja Ciceri, Kota Serang, Banten.
"Masih banyak warga di Kota Serang yang masih dolbon atau buang air besar di sembarangan tempat seperti di sawah, sungai. Terutama di Kelurahan Bendung itu, jadi ada satu kampung yang semuanya melakukan dolbon. Ini masih jadi masalah kita dan harus jadi perhatian semuanya agar cepat selesai," kata Syafrudin, Jumat (15/11).
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang bahkan mengungkap bahwa hanya 6 dari 66 Kelurahan di Kota Serang yang baru bebas katagori BABS. Secara keseluruhan, Dinkes juga menyebut baru sekitar 40 persen warga Serang yang sudah buang air sesuai dengan aturan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Untuk menanggulangi masalah ini, pemkot menurutnya telah menarget agar masalah ini selesai pada 2023. Sinergi antara Dinkes dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain diaebutnya telah dilakukan untuk mempercepat penanggulangannya.
"Masalah ini akan kita jadikan prioritas juga, harapannya tahun 2023 nanti semua warga bisa buang air di jamban sendiri atau tidak buang air sembarangan. Hari ini juga kita sama-sama tetapkan satu kelurahan, yaitu Dalung yang baru saja lepas dari predikat buang air besar sembarangan," ucap Wali Kota.
Pada peringatan HKN ke-55 ini, Syafrudin juga menyebut beberapa program prioritas kesehatan di Kota Serang seperti pengentasan stunting dan gizi buruk. Agenda HKN ini menurutnya merupakan momen untuk memperkuat sinergi antar stakeholder kesehatan untuk mengentaskan masalah-masalah yang ada di Ibu Kota Provinsi Banten ini.