Jumat 10 May 2024 13:55 WIB

Pakar: Indonesia Perlu Maksimalkan Produksi Pangan yang Sesuai

Komoditas pangan sesuai bisa jadi produk unggulan yang untungkan RI dan petani.

Foto udara operator mengoperasikan mesin pertanian untuk memanen padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Ahad (7/4/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
Foto udara operator mengoperasikan mesin pertanian untuk memanen padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Ahad (7/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID ,JAKARTA -- Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Antonius Suwanto mengatakan Indonesia harus bisa memaksimalkan produksi bahan pangan yang memiliki tingkat kecocokan tinggi untuk ditanam di dalam negeri. Seperti jagung, padi, manggis, rambutan, dan durian.

"Jangan memaksakan komoditas, itu sesuatu yang utopia. Juga harus dilihat kenyataannya apakah dia itu mempunyai dampak pada petaninya sehingga petaninya juga bisa menjadi lebih sejahtera," kata Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler IPB Antonius Suwanto.

Baca Juga

Antonius mengatakan dengan memaksimalkan produksi pangan yang memiliki tingkat kecocokan tinggi dengan iklim yang ada di Tanah Air, bisa membuat tanaman pangan menjadi produk unggulan (absolute advantage) yang memberikan keuntungan bagi Indonesia di pasar internasional.

Ia menyampaikan salah satu contoh negara yang memaksimalkan produksi pangan yang sesuai dengan kondisi wilayahnya yakni Thailand. Menurut dia, negara tersebut bisa mendapat keuntungan besar dengan menjadi eksportir durian terbaik di dunia.

Selain itu, menurut Antonius, tidak semua jenis pangan yang dibutuhkan masyarakat harus terpenuhi melalui produksi dalam negeri (swasembada). Mengingat setiap tanaman memiliki tingkat kecocokan terhadap iklim dan hama yang berbeda-beda.

Ia menilai kebijakan impor terhadap pangan tertentu bukanlah suatu hal yang buruk. Sebab, pertimbangan yang diambil oleh pemerintah sudah melalui kajian mendalam sebelum diimplementasikan, seperti halnya impor kedelai.

"Karena mungkin lahan dan kondisinya tidak terlalu optimal untuk ditanam, sehingga mungkin harga jual kedelainya bisa saja jadi lebih mahal daripada kalau kita impor," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai sementara ekspor bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai 4,4 miliar dolar AS atau turun 4,36 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Sedangkan secara kumulatif ekspor Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 258,82 miliar dolar AS, angka tersebut di bawah capaian ekspor 2022 sebesar 291,90 miliar dolar AS. Meski demikian dari sisi volume, ekspor Indonesia tahun 2023 masih tumbuh 8,55 persen secara tahunan (yoy).

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement