REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR — Bencana tanah longsor melanda Kabupaten Tana Toraja di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulse), Sabtu (13/4/2024). Sampai dengan Ahad (14/4/2024) proses evakuasi masih terus dilakukan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, 14 orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia akibat tertimbun material tanah longsor.
“Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja masih terus bekerja dengan tim pencarian, dan tim pertolongan melakukan pencarian terhadap warga yang dilaporkan hilang,” begitu kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran pers yang diterima wartawan, Ahad (14/4/2024).
Dia menerangkan, bencana tanah longsor di Tana Toraja disebabkan lantaran intensitas hujan yang tinggi di sejumlah kawasan dengan kondisi tanah tak stabil, pada Sabtu (13/4/2024). Beberapa titik tanah longsor diketahui di Desa Lembang Randan Batu, di Kecamatan Makale Selatan. Dan di Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale. “Laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalpos) BNPB rincian korban jiwa dalam peristiwa tersebut di antaranya di Kecamatan Makale Selatan terdapat tiga warga meninggal dan satu dilaporkan hilang. Sedangkan di Kecamatan Makale, 11 orang dinyatakan meninggal dan dua orang lainnya mengalami luka-luka,” begitu kata Abdul.
Sampai Ahad (14/4/2024) upaya pencarian korban lainnya masih terus dilakukan. Akan tetapi, kata dia, sejumlah kendala alam menjadi hambatan. Selain karena titik lokasi bencana yang berada di dataran tinggi. Juga dikatakan proses evakuasi dan pertolongan juga terhambat lantaran situasi hujan sedang dan tinggi yang masih terjadi di kawasan tersebut. “Sehingga titi-titik longsor sulit dicapai. Dan jalan menuju Kecamatan Makale sulit dilalui kendaraan yang membuat tim penangnan darurat harus berjalan kaki,” begitu ujar dia.