Selasa 16 Apr 2024 22:04 WIB

NASA Ungkap Benda yang Tabrak Rumah Warga di Florida Betul Sampah Luar Angkasa

Orbit bumi menampung sekitar 36.500 keping sampah luar angkasa.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
Stasiun Luar Angkasa Internasional membuang palet seberat 2,9 ton yang membawa baterai bekas pada 11 Maret 2021. Foto ini diposting di Twitter oleh astronot NASA Mike Hopkins.
Foto: Dok. NASA/Mike Hopkins
Stasiun Luar Angkasa Internasional membuang palet seberat 2,9 ton yang membawa baterai bekas pada 11 Maret 2021. Foto ini diposting di Twitter oleh astronot NASA Mike Hopkins.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- NASA mengonfirmasi benda misterius yang jatuh di atap sebuah rumah di Florida pada bulan lalu memang berasal dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Rumah yang terletak di kota tepi laut Naples, di Florida, Amerika Serikat (AS) itu adalah milik Alejandro Otero. 

Tidak lama setelah insiden 8 Maret, Otero mengatakan, benda yang jatuh itu adalah bagian dari palet kargo yang berisi baterai tua seberat 2.630 kilogram yang dibuang dari ISS pada Maret 2021. Otero benar, menurut analisis terbaru NASA terhadap objek tersebut yang dilakukan di Kennedy Space Center Florida.

Baca Juga

Berdasarkan pemeriksaan, badan tersebut menentukan puing-puing tersebut merupakan tiang penyangga peralatan pendukung penerbangan NASA yang digunakan untuk memasang baterai pada palet kargo, tulis pejabat badan tersebut dalam pembaruan Senin (15/4/2024), dilansir Space, Selasa (16/4/2024).

Mereka mengatakan, potongan silinder sampah luar angkasa itu terbuat dari paduan logam yang disebut Inconel. Beratnya 0,7 kg dan berukuran tinggi 10 cm dan lebar empat cm. 

Baterai nikel-hidrida dibuang setelah versi lithium-ion baru dikirim ke ISS untuk peningkatan pasokan daya. Palet dan baterainya diperkirakan akan terbakar habis di atmosfer bumi, kata pejabat NASA dalam pembaruan Senin (15/4/2024), namun hal itu tidak terjadi, dan badan tersebut ingin mengetahui alasannya.

“Stasiun Luar Angkasa Internasional akan melakukan penyelidikan terperinci terhadap analisis pembuangan dan masuk kembali untuk menentukan penyebab sisa-sisa puing tersebut dan untuk memperbarui pemodelan dan analisis, sesuai kebutuhan,” tulis para pejabat NASA dalam pembaruan Senin (15/4/2024). 

Mereka menambahkan para spesialis NASA menggunakan model-model teknik untuk memperkirakan bagaimana benda memanas dan pecah selama masuk kembali ke atmosfer. “Model-model ini memerlukan parameter-parameter masukan yang terperinci dan diperbarui secara berkala ketika puing-puing ditemukan selamat dari atmosfer yang masuk kembali ke tanah”. 

Pengalaman Otero berfungsi sebagai pengingat bahwa ada banyak sekali perangkat keras yang berkeliaran di kepala kita. Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), orbit bumi menampung sekitar 36.500 keping sampah luar angkasa dengan lebar minimal 10 cm, dan 130 juta objek dengan diameter minimal satu milimeter.

Bahkan pecahan kecil ini menimbulkan bahaya bagi satelit dan aset lain yang mengorbit, mengingat kecepatan perjalanannya yang luar biasa. Misalnya, pada ketinggian 400 km, kecepatan orbitnya sekitar 27.400 kph. Ketinggian 400 km adalah ketinggian rata-rata ISS. 

Seperti yang telah ditunjukkan, beberapa sampah ini jatuh kembali ke Bumi dari waktu ke waktu. Misalnya, bagian inti roket Long March 5B milik China yang berbobot 23 ton sering kali jatuh secara tidak terkendali sekitar sepekan setelah peluncurannya sehingga menimbulkan kekhawatiran komunitas antariksa internasional. 

Analisis baru NASA mungkin mempunyai konsekuensi finansial bagi badan tersebut dan bagi Otero. “Saya sangat menantikan komunikasi dari lembaga-lembaga yang bertanggung jawab, karena bantuan mereka sangat penting dalam menyelesaikan kerusakan akibat pelepasan yang disengaja ini. Namun yang lebih penting adalah bagaimana di masa depan mengatur muatan tersebut sehingga akan terbakar seluruhnya saat masuk kembali,” tulis Otero melalui X pada 8 Maret, tak lama setelah rumahnya dihantam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement