Rabu 17 Apr 2024 11:04 WIB

Volume Sampah di Gunungkidul Naik 10 Persen Saat Libur Lebaran

DLH Gunungkidul mengerahkan 48 truk untuk penanganan sampah.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Pengolahan sampah.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
(ILUSTRASI) Pengolahan sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mencatat kenaikan volume sampah selama masa libur Lebaran 2024. DLH sudah menyiagakan puluhan truk untuk mengangkut sampah agar tidak menumpuk.

Menurut Kepala DLH Kabupaten Gunungkidul Hary Sukmono, berdasarkan data, volume sampah pada masa libur Lebaran naik sekitar sepuluh persen dibandingkan hari biasa. Seperti sampah rumah tangga, sampah di pasar, maupun di kawasan wisata. “Untuk mengantisipasi penumpukan sampah, kami mengerahkan 48 armada truk sampah,” kata dia, Rabu (17/4/2024).

Baca Juga

Selama libur Lebaran, Hary mengatakan, truk disiagakan untuk mengangkut sampah. Menurut dia, dilakukan pengangkutan sampah mencapai sekitar 158 ton ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wukirsari.

Dalam upaya menekan timbulan sampah pada masa libur Lebaran, Hary mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menyerukan Gerakan Idul Fitri tanpa Sampah. Seperti saat kegiatan sholat Idul Fitri. Ia mengeklaim timbulan sampah di lokasi sholat Id terbilang minim. Warga bersama bersama Panitia Hari Besar Islam (PHBI) juga turut andil menjaga kebersihan di lokasi sholat Id.

“Terbukti saat hari H banyak warga yang menggunakan tikar bukan koran. PHBI juga langsung melakukan pembersihan usai pelaksanaan sholat,” ujar Hary.

Hary menilai, gerakan tersebut turut berdampak dalam mengurangi tumpukan sampah pada momen Lebaran. “Dengan kebijakan itu dan bergeraknya armada setiap hari, penumpukan sampah dapat teratasi. Ditambah lagi dengan berkurangnya volume sampah yang ada di sekolah dan kantor-kantor saat cuti bersama,” kata dia.

Ihwal sampah di kawasan wisata pantai, menurut Hary, selama tiga hari libur Lebaran volumenya mencapai sekitar empat ton-lima ton per hari. Ia mengatakan, sampah dari kawasan pantai itu ditangani di TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle) wilayah Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari.

“Untuk sampah residu sendiri dibawa ke TPA Wukirsari, mengingat pemilahan sampah di TPS3R masih belum maksimal,” ujar Hary.

Adapun sampah yang diangkut ke TPA Wukirsari disebut diratakan, dipadatkan, kemudian diuruk dengan tanah. “Pengelolaan sampah di TPA Wukirsari dilakukan dengan standar operasional pelaksanaan secara konsisten,” kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement