Kamis 18 Apr 2024 08:44 WIB

Israel Perpanjang Masa Penahanan Adik Pimpinan Hamas

Jaksa penuntut meminta perpanjangan waktu untuk menyelesaikan penyelidikan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Foto selebaran yang disediakan oleh kantor Kementerian Luar Negeri Iran menunjukkan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berbicara kepada media di Doha, Qatar, 20 Desember 2023.
Foto: EPA-EFE/IRANIAN FOREIGN MINISTRY
Foto selebaran yang disediakan oleh kantor Kementerian Luar Negeri Iran menunjukkan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berbicara kepada media di Doha, Qatar, 20 Desember 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pengadilan Israel memperpanjang penahanan saudara perempuan pemimpin politik Hamas pekan ini untuk ketiga kalinya. Dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (17/4/2024), Sabah Haniyeh dituduh memiliki hubungan dengan organisasi kakaknya Ismail Haniyeh.

Dua pekan yang lalu, perempuan berusia 57 tahun itu  ditangkap dan diculik pasukan Penjajah Israel dari rumahnya di desa Tel Al-Saba di selatan Israel. Polisi juga menangkap dua putra ibu enam anak itu, tapi kemudian dibebaskan.

Baca Juga

Saat penangkapan, juru bicara kepolisian mengatakan ia dituduh atas "dugaan melakukan kontak dengan operatif Hamas dan mengidentifikasinya dengan organisasi itu sambil menghasut dan mendukung tindakan terorisme di Israel". Polisi dan badan keamanan internal, Shin Bet, juga menyatakan mereka menemukan dokumen, alat komunikasi, telepon dan bukti-bukti lain yang mengaitkannya dengan pelanggaran keamanan yang 'serius' di rumahnya, serta uang tunai senilai ratusan ribu shekel.

Menurut media Al-Araby Al-Jadeed, penahanan Sabah kemarin diperpanjang selama dua hari. Sehingga pihak berwenang Israel sudah tiga kali memperpanjang masa penahanannya.

Pengacaranya, Khaled Zabarqa melaporkan jaksa penuntut meminta perpanjangan waktu untuk menyelesaikan penyelidikan atas tuduhan "penghasutan" dan "komunikasi dengan agen asing".

Israel juga membunuh tiga putra dan cucu Ismail Haniyeh dalam serangan udara di barat Kota Gaza pekan lalu. Saksi mata mengatakan serangan udara Israel menargetkan mobil yang membawa anggota keluarga Haniyeh di kamp pengungsi Al-Shati saat mereka memberikan ucapan selamat hari raya Idul Fitri kepada para penghuni kamp tersebut.

Para saksi mata mengatakan serangan udara tersebut secara efektif menghancurkan mobil tersebut, menewaskan atau melukai semua orang di dalamnya. Sumber-sumber medis mengatakan serangan udara membunuh tiga putra Haniyeh - Hazem, Amir, dan Mohammed - serta beberapa anak mereka sendiri, selain melukai beberapa orang lainnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement