Rabu 17 Apr 2024 20:11 WIB

Kalah dari PSG, Gundongan: Barcelona Hancurkan Diri Sendiri

Barcelona menyia-nyiakan keunggulan dua gol agregat dari PSG.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Ilkay Gundogan dari Barcelona menendang bola.
Foto: AP Photo/Joan Monfort
Ilkay Gundogan dari Barcelona menendang bola.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelandang Barcelona Ilkay Gundogan mengatakan timnya tidak bisa menyalahkan siapa pun kecuali diri mereka sendiri setelah tersingkir di Liga Champions. Barcelona menyia-nyiakan keunggulan dua gol dan kalah 4-1 dari Paris St Germain pada leg kedua perempat final Liga Champions pada Rabu (17/4/2024) dini hari WIB.

Setelah menang 3-2 di Paris dan memimpin 1-0 melalui gol awal Raphinha di Stadion Lluis Companys, Barca harus bermain dengan 10 pemain ketika Ronald Araujo mendapat kartu merah. PSG kemudian mengambil kendali pertandingan untuk mengamankan kemenangan comeback 4-1.

Baca Juga

"Sangat frustrasi. Sangat kecewa. Rasanya kami punya kendali penuh atas permainan. Dimulai dengan keunggulan satu gol, lalu setelah 10-15 menit rasanya seperti kami menghancurkan diri sendiri," kata Gundogan kepada TNT Sports.

"Ya, (kartu merah mengubah permainan). Ini Liga Champions. Tidak peduli siapa lawannya, dalam pertandingan yang imbang, pertandingan yang sangat penting, kehilangan satu pemain begitu cepat... tidak mungkin, maka itu disayangkan."

Menyusul kekalahan tersebut, pelatih Barcelona Xavi Hernandez berang terhadap wasit Istvan Kovacs dan mengatakan penampilannya membuat klub La Liga kehilangan tempat di semifinal.

Kovacs memberikan kartu merah kepada Araujo dan Xavi, dengan lima pemain Barcelona juga menerima kartu kuning.

Gundogan sependapat dengan pendapat pelatihnya tentang wasit, dengan mengatakan bahwa dia seharusnya mendapatkan penalti setelah dijegal oleh pemain PSG Vitinha di dalam kotak terlarang.

"Saat turun minum, (wasit) tidak bersikap buruk. Saya belum melihat tindakan krusial apa pun di tayangan ulang, tapi rasanya dia sangat cepat memberikan kartu kuning untuk kami," kata pemain asal Jerman itu.   

"Pada babak kedua, saya pikir saya harus mendapat penalti. Dia jelas menendang saya dengan kakinya - jika tidak, saya bisa terus berlari. Jika dia tidak menendang saya, saya tidak terjatuh. Bagi saya, itu penalti." 

"Itulah yang saya katakan padanya, setidaknya untuk mendapatkan cek, dan dia memberi saya kartu kuning. Saya tidak tahu bagaimana tampilannya di TV - mungkin kesan saya salah." 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement