Jumat 19 Apr 2024 18:03 WIB

AS Bantah Izinkan Israel Menginvasi Rafah Supaya Iran tak Dibalas Besar-besaran

Israel bertekad menginvasi Rafah, lokasi pengungsian 1,5 juta warga Palestina.

Rakyat Palestina melaksanakan sholat Idul Fitri di dekat tenda pengungsian di Rafah, Jalur Gaza selatan, 10 April 2024. Israel bertekad menyerang Rafah.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih pada Kamis (18/4/2024) dengan tegas menyangkal telah memberikan lampu hijau kepada Israel untuk menginvasi Kota Rafah di Gaza selatan sebagai imbalan agar Tel Aviv hanya melakukan pembalasan serangan secara "terbatas" terhadap Iran. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan kepada Anadolu secara anonim bahwa klaim tersebut "tidak benar" dan bukan sesuatu yang telah dibahas."

Kantor berita al-Araby al-Jadeed yang berbasis di London, Inggris telah melaporkan bahwa pemerintahan AS Joe Biden memberikan persetujuan tersebut sebagai imbalan atas janji Israel untuk tidak melakukan pembalasan secara besar-besaran terhadap Iran atas serangan rudal balistik dan drone yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir pekan lalu. Pemberitaan itu mengutip sumber Mesir yang tidak disebutkan namanya.

Baca Juga

"Laporan tersebut tidak akurat," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional melalui surat elektronik.

Teheran melakukan serangan semalaman terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024) sebagai balasan atas serangan pada 1 April terhadap konsulatnya di Damaskus, Suriah. Serangan itu menewaskan tujuh perwira militer Iran, termasuk dua komandan berpangkat tinggi Korps Garda Revolusi Islam untuk Suriah dan Lebanon.

Meski secara resmi tidak mengakui bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi Israel berulang kali menyerang target Iran di seluruh Suriah beberapa bulan belakangan. Sementara itu, AS menyangkal memiliki peran dalam serangan itu.

sumber : Antara, Anadolu
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement