REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG — Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang berdampak terhadap wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengakibatkan korban jiwa. Pasangan suami istri, Bambang (49 tahun) dan Ngatini (46), dikabarkan terseret arus banjir lahar dingin dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Kepala Polsek (Kapolsek) Candipuro AKP Lugito menjelaskan, pasangan suami istri warga Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, dilaporkan terseret arus banjir lahar dingin pada Kamis (18/4/2024) malam.
“Awalnya kedua korban menggunakan motor melintas di Jembatan Sungai Mujur dalam perjalanan pulang usai silaturahim. Namun, saat melintas, tepatnya di ujung jembatan terjadi ambrol akibat diterjang banjir lahar dingin Semeru,” kata Kapolsek, dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Jumat (19/4/2024).
Menurut Kapolsek, pasangan suami istri itu bersama sepeda motornya terjatuh ke aliran Sungai Mujur di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Jumat. “Korban kemudian ditemukan meninggal dunia di aliran sungai Dusun Kebonjati, Desa Kloposawit, sehingga petugas dan warga mengevakuasi kedua korban,” ujarnya.
Banjir lahar dingin dilaporkan dipicu tingginya curah hujan di puncak Gunung Semeru. Derasnya aliran banjir lahar dingin merusak sejumlah jembatan di wilayah Kabupaten Lumajang. Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, banjir berdampak terhadap tujuh desa dan tiga kelurahan di lima kecamatan, yakni Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Lumajang, dan Sukodono.