REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pejabat kesehatan di Gaza mengonfirmasi bahwa serangan Israel di Kota Gaza selatan Rafah telah menewaskan 22 orang, termasuk 18 anak-anak dan seorang wanita hamil. Serangan pada hari Minggu itu terjadi ketika Amerika Serikat berada di jalur untuk menyetujui miliaran dolar bantuan militer tambahan untuk Israel.
Serangan Israel pertama di Rafah membunuh seorang pria, istrinya, dan anak mereka yang berusia 3 tahun, menurut Rumah Sakit Kuwait di dekatnya, yang menerima mayat-mayat itu. “Wanita itu sedang hamil dan para dokter berhasil menyelamatkan bayinya,” kata pihak rumah sakit, dilansir dari Ahram Online pada Ahad (21/4/2024).
Serangan kedua membunuh 17 anak dan dua wanita, semuanya dari keluarga besar, menurut catatan rumah sakit. Mohammed al-Beheiri mengatakan putrinya, Rasha, dan enam anaknya, yang termuda berusia 18 bulan, termasuk di antara mereka yang terbunuh. Istri kedua suaminya dan ketiga anak mereka masih berada di bawah puing-puing, kata al-Beheiri.
Serangan udara di Rafah malam sebelumnya menewaskan sembilan orang, termasuk enam anak-anak.
Israel telah melakukan serangan udara hampir setiap hari di Rafah. Lebih dari setengah populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta mencari perlindungan dari pertempuran di tempat lain. Israel juga telah bersumpah untuk memperluas serangan daratnya ke kota di perbatasan Mesir itu, meskipun ada seruan internasional untuk menahan diri, termasuk dari AS.
Selanjutnya...