Selasa 23 Apr 2024 12:22 WIB

Bos OJK Ungkap Penyebab Bisnis Emak-Emak Sering Bangkrut

Perempuan harus terliterasi dengan baik karena akan menjadi madrasah pertama.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.
Foto: Dok OJK
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan manajemen keuangan yang buruk menjadi akar penyebab kebangkrutan, kegagalan bisnis, dan pailit. Hal itulah yang sering kali dihadapi para perempuan saat sedang menjalankan usahanya.

"Banyak ibu-ibu yang punya usaha atau sudah pakai produk jasa keuangan dapat kredit, dapat pembiayaan dari Mekaar, bank, Pegadaian, dan lain-lain, tapi berakhirnya bukan bisnisnya maju, malah berakhir dengan utang, karena apa? Karena ibu tidak bisa memisahkan keuangan dari usahanya dan keuangan untuk keluarga, untuk pribadi. Itu harus dipisahkan," ujar Friderica di Gedung Perpustakaan Nasional Salemba, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2024). 

Baca Juga

Oleh karenanya, penting untuk memahami bagaimana cara pengelolaan keuangan keuarga dan bisa memilah apa saja yang harus didahulukan. Hal terpenting lainnya adalah secara konsisten memisahkan keuangan bisnis dan rumah tangga.

"Ibu harus punya target dan disiplin juga. Karena itu salah satu ciri-ciri kita tidak mengelola uang dengan baik bukannya kita pikir investasikan ke mana, tapi kita mikirnya uangku habis ke mana saja ya? Jangan sampai seperti itu," tegas Friderica.

Perempuan, lanjut Friderica, harus terliterasi dengan baik karena akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak. Oleh karenanya, OJK berkomitmen untuk mengembangkan ltierasi dan edukasi untuk masyarakat Indonesia khususnya perempuan.

"Karena ibu itu madrasah pertama untuk putra-putrinya. Jadi, bagaimana ibu bisa menjadi pengajar yang baik untuk putra-putrinya kalau ibu sendiri belum teredukasi dengan baik," kata dia. 

Ia pun mendorong agar setiap perempuan mampu menggunakan produk dan layanan jasa keuangan secara bijak. Karena, pada akhirnya, keberhasilan peningkatan literasi dan inklusi keuangan akan mendorong pemberdayaan perekonomian melalui kesempatan berusaha bagi perempuan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan finansial di tingkat keluarga bahkan di daerahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement