REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan sektor sumber daya air (SDA) dan infrastrukturnya menjadi prioritas dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Kita pastikan betul-betul bahwa air menjadi prioritas," ujar Ketua Satgas (Kasatgas) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR Danis Sumadilaga kepada ANTARA di Jakarta, Selasa (23/4/2024).
Danis mengatakan bahwa Kementerian PUPR menyadari betapa pentingnya ketersediaan air untuk kehidupan di IKN.
"Konkretnya, bagaimana kita memperhatikan sistem drainase dan menyiapkan embung dan sebagainya, karena kita menyadari pentingnya ketersediaan air untuk kehidupan di IKN," katanya.
Menurut Danis, berkaitan dengan World Water Forum ke-10 di Bali pada Mei, bahwa air merupakan sumber kehidupan, dalam arti tidak ada kehidupan tanpa air.
"Apakah itu di IKN ataupun tempat-tempat lainnya, maka prioritasnya sama yakni setiap pembangunan, nomor satu yang harus dipastikan adalah ketersediaan air. Ini prinsip, ketersediaan air dalam jangka panjang dan bukan hanya sesaat," ujarnya.
Begitu pula di IKN, lanjutnya, infrastruktur dasar nomor satu yang paling disiapkan pemerintah adalah infrastruktur pendukung sumber daya air untuk air baku.
"Kita mengidentifikasi karena dengan sifat area serta sebagainya, maka kita membangun dua hal pada tahap awal pembangunan IKN yakni Bendungan Sepaku Semoi dan Intake Sepaku. Jadi, nomor satu untuk menjamin ketersediaan air terlebih dahulu," kata Danis.
Kemudian, kalau yang lebih makro lagi, tambahnya, Kementerian PUPR melihat dari sisi lingkungan (environment), yang mana kementerian akan memastikan lingkungan di IKN, ada dua hal kalau berhubungan dengan itu, yaitu ramah lingkungan (green) dan air.
Berdasarkan Lampiran UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Rencana Induk IKN disebutkan bahwa pengelolaan sumber daya air perkotaan bertujuan untuk memberikan keamanan akses air minum yang andal, sistem sanitasi yang layak, perlindungan sumber air dari polusi, dan pengurangan risiko banjir dalam satu sistem pengelolaan air terpadu.
Strategi itu akan menerapkan prinsip kota spons (sponge city) guna mengintegrasikan jaringan biru dan hijau, agar dapat memberikan manfaat kenyamanan dan kesehatan bagi penduduk IKN.
Strategi pengelolaan air secara terpadu untuk melayani IKN diperlukan dalam memenuhi kebutuhan pengembangan dan kendala yang akan dihadapi oleh pembangunan IKN.
Pendekatan pengelolaan air terpadu yang menggabungkan pengelolaan penggunaan air, limpasan air hujan, dan pengolahan air limbah, dengan mengadopsi pendekatan terintegrasi antara sistem pengelolaan air secara tradisional.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi sumber daya secara keseluruhan dengan pertimbangan yang cermat dalam penggunaannya, dan juga kontribusinya dalam sistem ekologi dengan tetap menghormati batasan alam.
Hasil utama memanfaatkan pengelolaan air terpadu adalah menyediakan akses yang aman dan andal atas air minum, sanitasi yang efektif, serta melindungi saluran air dari polusi.
Dalam rangka persiapan menuju World Water Forum Ke-10 yang diselenggarakan di Bali, Indonesia pada 18-24 Mei 2024, Kementerian PUPR bersama World Water Council telah menyusun rangkaian pertemuan sesuai dengan tiga proses utama, yaitu proses politik, proses regional dan proses tematik.
World Water Forum Ke-10 mengusung tema "Water for Shared Prosperity" yang diterjemahkan ke dalam enam subtema yang dibahas, di antaranya adalah "Water Security" dan "Water for Humans and Nature" yang membawa pesan mengenai pentingnya peningkatan akses layanan air minum dan sanitasi guna mengurangi dampak negatif terhadap manusia maupun lingkungan.