REPUBLIKA.CO.ID, RANGKASBITUNG -- Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan penyaluran bantuan pompa sebanyak 262 unit untuk petani di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dalam upaya meningkatkan produksi pangan.
"Kami merasa lega setelah direalisasikan bantuan pompa sebanyak 262 unit dari yang diusulkan 500 unit kepada Kementan itu," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar dalam keterangan di Rangkasbitung , Lebak, Sabtu (27/4/2024).
Penyaluran bantuan pompa itu dengan ukuran 2,3 dan 6 inci bisa mengaliri persawahan ribuan hektare. Selama ini, kebutuhan pompa untuk petani di 28 kecamatan sekitar 500 unit untuk mendongkrak produktivitas pangan khususnya padi sawah. Sedangkan, ketersediaan pompa di petani Kabupaten Lebak sekitar 100 unit.
Dengan demikian, bantuan dari Kementan sebanyak 262 unit juga ditambah pompa yang ada di petani lokal sehingga total 362 unit.
"Kita berharap sisanya kekurangan pompa sebanyak 148 unit lagi bisa dibantu oleh pemerintah provinsi dan kabupaten," kata Deni.
Menurut dia, kebutuhan pompa untuk ketersediaan pasokan air di Kabupaten Lebak sangat diperlukan, terutama menghadapi musim kemarau panjang.
Apabila, terpenuhi ketersediaan pompa itu dipastikan petani bisa melakukan gerakan tanam dengan menyedot sumber air permukaan, seperti aliran sungai, embung dan mata air.
Jumlah areal persawahan baku di Kabupaten Lebak seluas 51.297 hektare dan jika terpenuhi pompa maka bisa meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari dua kali musim tanam menjadi empat kali musim tanam per tahun.
"Kami tidak terbayangkan jika gerakan tanam hingga empat kali musim tanam per tahun bisa tanam 200.000 hektare dan dipastikan Lebak mampu menyumbangkan kedaulatan pangan nasional,"kata lelaki alumni UGM Yogyakarta itu.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sukabungah di Desa Tambakbaya, Kabupaten Lebak Ruhiana mengatakan pihaknya bersyukur menerima bantuan pompa dari Kementan sebanyak satu unit dengan kapasitas 6 inci dan bisa mengaliri persawahan seluas 50 hektare.
Bantuan pompa itu digunakan untuk menyedot sumber air permukaan Sungai Ciujung dan kini petani bisa merealisasikan gerakan tanam. Bahkan, petani setempat sudah melakukan tanam padi berusia 10 hari setelah tanam dan teraliri pasokan air itu.
"Kami bersama petani di sini sudah tidak ketakutan lagi jika terjadi musim kemarau, karena ada pompa bantuan itu," kata Ruhiana.