REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Polisi menyimpulkan kematian anggota Satlantas Polresta Manado berinisial Brigadir RAT karena bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri menggunakan senjata api (senpi). Namun beberapa warga yang pada saat kejadian berada tidak jauh lokasi mengaku tidak mendengar letusan atau tembakan. Mereka baru mengetahui ada polisi bunuh diri pada saat banyak petugas berdatangan ke tempat kejadian perkara (TKP).
Seorang remaja bernama Endun yang rumahnya berada di seberang rumah gedong lokasi kejadian Brigadir RAT diduga bunuh diri itu mengaku tidak mendengar tembakan. Padahal saat kejadian pelajar SMK itu sedang membongkar motor di rumah di belakang tembok dari rumah tempat kejadian perkara. Dia mengaku pada hari Kamis (25/4/2024) dirinya bersama temannya berada di sekitar lokasi itu dari siang hingga malam hari.
“Nggak dengar apa-apa (suara tembakan). Nggak dengar sama sekali. Dari siang sampai malam di sini (bongkar motor),” ujar Endun saat ditemui sekitar lokasi kejadian di Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Ahad (28/4/2024).
Hal yang sama juga disampaikan oleh seorang pria berinisial I. Dia mengaku tidak mendengar secara pasti letusan tembakan pada saat kejadian Kamis (25/4/2024) sekitar pukul 18.25 WIB. Namun memang dia mendengar samar-samar suara seperti petasan tapi dia enggan memastikan suara apa yang didengarnya. Bahkan kata dia warga juga tidak mengetahui ada kasus bunuh diri di lingkungannya pada hari kejadian.
“Iya (sama-samar suara letusan). Tapi kata orang itu yang bunyi petasan. Kalau pas kejadiannya enggak ada yang tahu cuma ramainya pas Jumat malam abis magrib itu orang pada tahu karena mobil polisi pada datang," ungkapnya.
Rumah gedong yang diduga bekas kediaman Fahmi Idris, mantan Menteri Perindustrian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dikelilingi pagar tembok dengan gapura tinggi serta pintu gerbang motif papan kayu warna coklat. Diketahui saat rumah tersebut dimiliki oleh seseorang bernama Indra Pratama yang diduga merupakan pengusaha tambang batu bara.
Sebelumnya, Indra Pratama mengaku sedang tidak berada di lokasi pada saat korban tewas pada hari Kamis (25/4/2024) malam. Indra juga mengaku hubungan dirinya dengan korban sebatas teman dan sudah korban sering berkunjung ke kediamannya tersebut.
"Saya tidak ada di lokasi. Saya berada di luar. Itu semua nanti bisa dibuktikan semua," ucap Indra Pratama.
Indra Pratama juga membantah bahwa rumah tersebut milik Fahmi Idris. Dia menegaskan bahwa rumah lokasi Brigadir RAT diduga bunuh diri adalah miliknya bukan sewa. Pernyataan Indra Pratama disampaikan karena ada keterangan seorang yang menyebut bahwa rumah lokasi bunuh diri Brigadir RAT itu milik Fahmi Idris.
"Rumah saya, rumah saya, bukan (sewa)," tegas Indra.
Brigadir RAT ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa di dalam Toyota Alphard B 1544 QH. Pada saat ditemukan RAT duduk di bagian kemudi dan terdapat luka tembak di bagian kepalanya. Detik-detik korban RAT ditemukan terekam oleh kamera pengawas atau CCTV di lokasi kejadian. Di dalam mobil itu juga ditemukan sepucuk senjata api jenis HS dengan kaliber 9 milimeter (mm).