REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menangani 496 pasien terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Jumlah tersebut baik yang sedang maupun sudah menjalani perawatan pada sejumlah rumah sakit di daerah itu selama Januari-April 2024.
“Dari jumlah pasien itu, ada empat orang yang meninggal dan sudah masuk ke catatan kami,” kata Staf Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon Subhan di Cirebon, Selasa (30/4/2024).
Ia menyebutkan banyaknya pasien itu disebabkan karena tren kasus DBD di wilayahnya cenderung meningkat sejak awal tahun 2024. Berdasarkan data, kata dia, kenaikan kasus DBD tertinggi di Cirebon terjadi pada Maret dengan jumlah pasien sebanyak 156 orang. Kemudian bertambah lagi sekitar 152 orang pada bulan ini.
“Memang ada tren kenaikan kasus beberapa bulan terakhir di 2024. Apalagi kalau dibandingkan tahun 2023 yang secara keseluruhan ada 720 kasus,” ujarnya.
Menurut dia, ada sejumlah hal yang menyebabkan kenaikan kasus DBD terjadi. Salah satunya karena pergantian musim dari kemarau ke hujan yang membuat nyamuk jenis Aedes aegypti lebih mudah berkembangbiak.
Subhan menjamin untuk mencegah kenaikan kasus DBD, Dinkes Kabupaten Cirebon sudah menerapkan berbagai upaya yakni meningkatkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di seluruh desa. Selain itu, kata dia, beberapa kader dari juru pemantau jentik (jumantik) pun dilibatkan guna membasmi jentik-jentik nyamuk yang bertambah saat musim hujan.
“Upaya penanganan di puskesmas selalu cepat dan responsif dalam menangani pasien DBD,” katanya.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan serta mengantisipasi adanya genangan air yang bisa menjadi titik sarang nyamuk. “Masyarakat harus segera memeriksakan diri atau anggota keluarganya yang mengalami gejala DBD. Sebab gejala umum itu mirip dengan penyakit lain, jadi harus ada diagnosis yang tepat,” ucap Subhan.