Rabu 01 May 2024 08:33 WIB

Colek Alat Kelamin Agar Keinginan Tercapai? Ini Peringatan Ketua PBNU

Ketua PBNU sebut colek alat kelamin bentuk takhayul yang dilarang agama

Rep: Rahmat Fajar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi colek alamat kelamin ke mobil agar mobil terbeli. Ketua PBNU sebut colek alat kelamin bentuk takhayul yang dilarang agama
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi colek alamat kelamin ke mobil agar mobil terbeli. Ketua PBNU sebut colek alat kelamin bentuk takhayul yang dilarang agama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Sebuah video viral di media sosial X yang menampilkan diduga pimpinan Rumah Doa Anak Yatim (RDAY), Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Dwi Susanto sedang memberikan presentasi dalam sebuah acara yang meminta agar jamaahnya mencolek alat kelaminnya lalu menempelkan kepada mobil yang diinginkannya. 

Dia mengatakan dengan mencolekkannya ke mobil yang diinginkannya diyakini tak akan lama lagi mobil tersebut akan menjadi miliknya.

Baca Juga

Dalam video tersebut, Dwi mencontohkan dirinya sendiri yang sukses membeli kuda yang diinginkannya dengan ritual mencolek alat kelaminnya lalu diusapkannya ke badan kuda. Tak lama kemudian kuda tersebut sukses ia beli.

Dwi yang menggunakan kemeja merah di sampingnya terdapat sosok perempuan yang tampak seperti peserta presentasinya berdiri di samping Dwi. Video tersebut diunggah oleh akun @Tita83079013 pada Senin (29/4/2024). Video tersebut mendapatkan respons kecaman dari nitizen. 

Republika.co.id mencoba mengonfirmasi kebenaran video tersebut kepada pihak RDAY. Namun hingga berita ini ditulis tak ada tanggapan. Belum diketahui kapan acara tersebut digelar dan dalam rangka apa acara tersebut diadakan.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrur Rozi mengatakan ajaran tersebut jelas tidak dibenarkan. Agama Islam melarang umatnya percaya terhadap keyakinan seperti di dalam video tersebut.

"Itu termasuk bagian dari ramalan, kita wajib percaya segala sesuatu terjadi karena takdir Allah SWT," ujar Gus Fahrur kepada republika.co.id, Selasa (30/4/2024).

Pengasuh Pondok Pesantren Annur 1 Bululawang, Malang, Jawa Timur ini mengatakan jika seseorang menginginkan kekayaan maka harus berusaha dan berdoa. Selain itu, seseorang juga harus berpikir optimis dan positif. Bukan sebaliknya percaya terhadap mitos dan takhayul.

Gus Fahrur mengimbau kepada masyarakat agar tidak mempercayai terhadap ajaran yang bersifat takhayul. Ia menyarankan lebih baik memperdalam agama agar setiap tindakannya sesuai dengan aturan agama.

"Kita harus percaya rezeki datang dari Allah SWT. Bukan dari ritual takhayul begitulah," kata Gus Fahrur.   

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement