REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jawa Barat menangani sebanyak 3.468 kasus demam berdarah dengue (DBD) selama periode Januari-April 2024. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, Ira Dewi Jani menjelaskan mayoritas pasien DBD di Kota Kembang telah sembuh usai menjalani perawatan.
"Sekarang data DBD itu sampai pekan ketiga April 2024, terkonfirmasi 3.468 kasus. Mayoritas sudah sembuh sejumlah 3.351 pasien," kata Ira di Bandung, Jumat (3/5/2024).
Dia menyampaikan bahwa kasus DBD pada awal tahun 2024 ini melonjak signifikan dibandingkan 2023 dengan 1.856 kasus sepanjang tahun. “Jadi memang ada peningkatan kasus jika dibandingkan dengan tahun 2023 kemarin,” kata dia.
Dari jumlah tersebut, kata dia, sebanyak 14 orang dinyatakan meninggal dunia akibat DBD setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit Kota Bandung.
Dirinya menjelaskan penyebab tingginya jumlah orang terserang penyakit DBD karena salah satunya yaitu faktor cuaca. Fenomena El Nino dan kemarau panjang, menyebabkan nyamuk Aedes aegypti bertelur dengan baik dan menetas saat musim hujan.
“Ketika memasuki musim hujan membuat permukaan air naik, jadi telur yang menempel di dinding itu sekarang teredam air. Telur tersebut menetas jadi nyamuk Aedes aegypti dewasa yang menjadi penular virus dengue,” katanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk melakukan pembersihan sarang nyamuk (PSN) dengan cara bersih-bersih secara serentak dalam satu lingkungan atau wilayah kecamatan, sehingga mampu menekan angka kasus DBD di Kota Bandung.
"Makanya harus rajin menguras ember atau tempat tampungan air minimal sepekan sekali," kata dia.