Jumat 03 May 2024 22:42 WIB

Jangan Pernah Iri dengan Rezeki Orang Lain, Mengapa? 

Allah SWT telah tetapkan rezeki setiap manusia.

Rep: Imas Damayanti / Red: Nashih Nashrullah
Berdoa (ilustrasi). Allah SWT telah tetapkan rezeki setiap manusia
Foto: Republika
Berdoa (ilustrasi). Allah SWT telah tetapkan rezeki setiap manusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia DKI Jakarta KH Faiz Syukron Makmun mengatakan, seorang Muslim seyogianya mensyukuri nikmat yang Allah SWT berikan. Sehingga mereka tidak perlu menyibukkan diri dengan rezeki ataupun takdir milik orang lain. 

"Boleh jadi orang lain hidupnya mewah, bisa beli kasur yang empuk, kamar yang nyaman, bahkan hotel yang mewah. Tapi, belum tentu ia bisa membeli tidur. Sedangkan boleh jadi, orang yang rumahnya di pinggir rel kereta api (kerap mendengar kebisingan) ia bisa tertidur pulas," kata Gus Faiz dalam podcast bersama komika Abdur, Jumat (3/5/2024). 

Baca Juga

Hal demikian, kata Gus Faiz, bisa terjadi karena tidur merupakan karunia dari Allah SWT. Sehingga ketika seseorang diberikan nikmat dan takdir dari Allah SWT, maka patut baginya mensyukuri nikmat dari takdir tersebut. Tak perlu untuk iri apalagi dengki dengan takdir orang lain. 

Gus Faiz mengatakan, ada banyak hal di dunia ini yang tidak mustahil diraih namun bukan milik orang tertentu. Mengapa hal demikian terjadi? Gus Faiz menerangkan, karena itu bukanlah takdir miliknya. Sebab Allah lebih mengetahui hal-hal terbaik bagi hamba-Nya.  

Sehingga ketika seorang Muslim sudah mengetahui mengenai ketetapan takdir dari Allah ini, kata Gus Faiz, maka senantiasa hatinya merasa tenang. "Kalau sudah begitu, ia akan merasa tenang," kata Gus Faiz. 

Doa mensyukuri nikmat

Dalam buku Kumpulan Doa-Doa terbitan Kementerian Agama disebutkan doa mensyukuri nikmat. Berikut lafaznya: 

 رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ ااَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

"Robbi auzi'niyy an asykuro ni'matakallatiy an'amta 'alayya wa 'alaa waalidayya wa an a'mala shoolihan tardhohu wa adkhilniy birohmatika fiy 'ibadika sholihiyna."

Yang artinya, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang soleh."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement