Senin 06 May 2024 19:56 WIB

Xi Jinping Angkat Isu Palestina dalam Kunjungannya ke Prancis

Masalah Israel dan Palestina diangkat Xi Jinping.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
Xi Jinping menyoroti masalah Israel dan Palestina.
Foto: AP Photo/Michel Euler
Xi Jinping menyoroti masalah Israel dan Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS – Presiden Cina Xi Jinping melakukan kenegaraan ketiganya ke Prancis, Ahad (5/5/2024). Saat menyampaikan pidato di hadapan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Xi tak hanya memaparkan tentang perkembangan hubungan bilateral, tapi juga mengangkat beberapa isu kawasan, termasuk Ukraina dan Palestina.

Xi mengatakan, konflik Israel-Palestina yang hingga kini masih berlangsung telah menyentuh hati sanubari masyarakat global. “Solusi mendasarnya terletak pada pembentukan negara Palestina yang merdeka. Sejarah telah berulang kali menunjukkan bahwa masalah Palestina-Israel yang berulang pada dasarnya berakar pada kegagalan penegakan resolusi-resolusi PBB yang relevan, terkikisnya fondasi solusi dua negara, dan penyimpangan dalam proses perdamaian Timur Tengah,” ucap Xi, seperti dikutip dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Cina.

Baca Juga

Dia menambahkan, Cina dan Prancis memiliki banyak kesamaan dalam isu Israel-Palestina. “Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperkuat kerja sama dan membantu memulihkan perdamaian di Timur Tengah,” ujar Xi.

Xi pun menyinggung tentang konflik yang masih berlangsung di Ukraina. Dia mengungkapkan, Cina memahami dampak krisis Ukraina terhadap masyarakat Eropa. Xi menegaskan, Beijing bukan pihak atau partisipan dalam konflik tersebut. Kendati demikian, ujar Xi, Cina telah memainkan peran konstruktif dalam mengupayakan krisis Ukraina secara damai.

“Saya telah mengajukan banyak permohonan, antara lain, memperhatikan tujuan dan prinsip Piagam PBB, menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua negara, dan mengatasi masalah keamanan yang sah dari semua pihak. Saya telah menekankan bahwa senjata nuklir tidak boleh digunakan, dan perang nuklir tidak boleh dilakukan,” kata Xi.

Dia menambahkan, Cina telah mengirimkan banyak bantuan kemanusiaan ke Ukraina. Selain itu, Beijing berkali-kali mengirimkan perwakilan khususnya untuk menjadi penengah di antara negara-negara terkait. “Semakin lama krisis Ukraina berlarut-larut, semakin besar dampak buruknya terhadap Eropa dan dunia. Cina berharap perdamaian dan stabilitas akan kembali ke Eropa secepatnya. Kami siap bekerja sama dengan Perancis dan seluruh komunitas internasional untuk menemukan jalan keluar yang masuk akal dari krisis ini,” ujar Xi. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement