Rabu 08 May 2024 21:19 WIB

Tujuh Partai akan Bersatu Hadang Dominasi PKS di Depok

Koalisi partai penantang dominasi PKS itu bernama Koalisi Sama Sama (SS).

Rep: Febryan A / Red: Arie Lukihardianti
Para kader menghadiri kampanye dan ikut mengibarkan bendera PKS.
Foto: Dok PKS
Para kader menghadiri kampanye dan ikut mengibarkan bendera PKS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peta politik jelang Pemilihan Wali Kota Depok 2024 mulai terlihat. Tujuh partai politik akan berkoalisi untuk mengalahkan kandidat calon wali kota (cawalkot) usungan PKS, partai yang sudah menguasai kota satelit Jakarta itu selama sekitar 20 tahun terakhir.

Koalisi partai penantang dominasi PKS itu bernama Koalisi Sama Sama (SS). Koalisi itu terdiri atas Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, PKB, PDIP, dan PSI.

Baca Juga

Menurut Ketua Dewan Pembina DPC Partai Gerindra Kota Depok, Nuroji, tujuh partai tersebut akan mendeklarasikan Koalisi SS di Margo Hotel, Depok pada hari ini, Rabu (8/5/2024) sekitar pukul 14.00 WIB. "Acara deklarasi dilakukan hari ini di Margo Hotel jam 2," ujarnya ketika dikonfirmasi Republika.

Nuroji mengatakan, tujuh partai tersebut sudah sepakat untuk mengusung Sekretaris Daerah Kota Depok, Supian Suri sebagai cawalkot di Pilwakot Kota Depok 2024. Karena itu, Koalisi SS akan mendeklarasikan dukungan untuk Supian Suri dalam acara hari ini. "Koalisi SS sepakat untuk mengusung Supian Suri," kata Nuroji.

Supian Suri yang didukung tujuh partai kemungkinan besar akan menghadapi cawalkot dari PKS, yakni Imam Budi Hartono. Imam adalah Wakil Wali Kota Depok saat ini sekaligus Ketua DPD PKS Kota Depok.

Nuroji optimistis koalisi tujuh partai bisa memenangkan Supian Suri dalam Pilwalkot Depok 2024. Dia optimistis Supian Suri adalah sosok yang bisa menghentikan dominasi kader PKS dalam memimpin Kota Depok. "Semoga Supian Suri (bisa menghentikan dominasi PKS di Depok," katanya.

Jabatan Wali Kota Depok sejak tahun 2006 diketahui selalu diisi oleh kader PKS. Dimulai dari Nur Mahmudi Ismail dengan masa jabatan 2006–2016, lalu dilanjutkan oleh Mohammad Idris yang juga berkuasa dua periode (2016–2026).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement