Sabtu 11 May 2024 06:08 WIB

Prof Abdul Mu'ti Sebut Masjid Muhammadiyah Harus Dikelola dengan Baik, Sindir Salafi?

Masjid Muhammadiyah, amaliah ibadah dan kegiatan tak bertentangan dengan Muhammadiyah

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti.
Foto: Dok. Pribadi
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Prof Abdul Mu'ti mengirim pesan kepada jajaran jamaah Muhammadiyah agar bisa mengelola masjid sendiri agar tidak dikuasai kelompok lain. Meski Mu'ti tidak menyebut nama, namun warganet sudah tahu jika arahnya adalah kelompok salafi.

Orang nomor dua di PP Muhammadiyah tersebut tidak ingin masjid milik ormas yang didirikan KH Ahmad Dahlan tersebut sampai digunakan untuk pengajian kelompok lain. Apalagi, diam-diam kelompok tersebut dalam dakwahnya malah menyerang ajaran Muhammadiyah.

Baca Juga

"Masjid Muhammadiyah harus dikelola dengan baik agar tidak seperti kaleng Kh*ng Gu*an. Luarnya biskuit, dalamnya rengginang. Namanya Masjid Muhammadiyah, amaliah ibadah dan kegiatan bertentangan dengan Muhammadiyah," ucap Mu'ti melalui akun X @Abe_Mukti dikutip Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (11/5/2024).

Warganet sudah tahu maksud Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tersebut adalah kelompok salafi yang tidak sedikit menumpang kajian di masjid milik Muhammadiyah, namun tausiyah ustadznya malah tidak sesuai dengan pandangan Muhammadiyah.

Akun X @airisal, misalnya mengunggah poster berjudul Ketika Salafi Menjadi Virus di Tubuh Muhammadiyah. Akun tersebut mengomentari status Mu'ti dengan menjelaskan strategi kaum salafi mengkudeta masjid milik Muhammadiyah.

Sebelumnya, publik digegerkan dengan Ustadz Muflih Safitra yang memuat video menyerang pengurus PP Muhammadiyah Ustadz Adi Hidayat (UAH) tentang dakwah musik. Sebelumnya, UAH beranggapan bahwa dakwah musik dibolehkan dalam Islam. Namun, hal itu ditentang keras oleh Muflih yang lulusan jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

"Pertama, beliau ini sampai sejauh ini belum juga mengubah cara berdalilnya, emang berdalilnya beliau ini banyak dicocoklogikan, dipaksakan, tidak berlandaskan manhaj salafus shalih, tidak menyandarkan pemahamannya kepada para ulama yang mu'tabar, yang betul-betul ahli tafsir," kata Muflih Safitra dalam unggahan video mengoreksi pernyataan UAH.

Tidak cukup sampai di situ, Muflih menuding UAH lancang dalam mengemukakan pendapat soal fatwa hukum musik tidak haram dalam Islam. Dia pun mengunggah pendapatnya itu melalui akun X @MuflihSafitra.

"12 hari lalu kita kritik pendapat UAH yang terlalu lancang, lantaran tidak ada ulama mu'tabar yang berani mengatakan: surat Asy-Syuaraa itu surat musik,- Hasan bin Tsabit adalah musisinya Nabi,- Nabi mengangkat seorang musisi dalam masjid," ucap Muflih.

Dia juga menuding UAH telah melecehkan ajaran Alquran. "Sejatinya ini adalah pelecehan terhadapkemuliaan Alquran, sahabat Nabi, bahkan Nabi sendiri. Begitu juga keanehan tidak bisa membedakan antara syair dan musik sebagaimana dalam pandangan ulama," ujar Muflih.

Pemuda Muhammadiyah geram...

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement