Selasa 21 May 2024 16:23 WIB

Kematian Raisi Picu Pertanyaan Soal Penerus Khamenei

Pemimpin Tertinggi memiliki kekuasaan terbesar di Iran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Seorang wanita muda berjalan melewati tugu peringatan darurat yang dipasang di luar kedutaan Iran, menyusul kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Amir-Abdollahian, di Bucharest, Rumania, 20 Mei 2024.
Foto: EPA-EFE/ROBERT GHEMENT
Seorang wanita muda berjalan melewati tugu peringatan darurat yang dipasang di luar kedutaan Iran, menyusul kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Amir-Abdollahian, di Bucharest, Rumania, 20 Mei 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi mengubah rencana Raisi menjadi penerus Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei ketika ulama berusia 85 tahun itu meninggal dunia. Kepergian Raisi juga akan memicu persaingan siapa yang akan menduduki jabatan tertinggi di Iran itu.

Raisi yang merupakan anak didik Khamenei menduduki jabatan politik tertinggi lewat jalur teokrasi. Ia kandidat utama penerus Khamenei meski belum dipastikan dalam politik Iran.

Baca Juga

Naiknya Raisi ke kursi presiden bagian dari konsolidasi kekuasaan antara kelompok garis keras Iran yang ingin menegakan pilar-pilar Republik Islam dalam menghadapi risiko yang ditimbulkan pembangkang di dalam negeri dan musuh-musuh di kawasan yang bergejolak.

Ia menikmati dukungan Khamenei yang juga merupakan presiden sebelum menjabat sebagai Pemimpin Tertinggi Iran pada 1989. Usai kematian pendiri Republik Islam Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Pemimpin Tertinggi memiliki kekuasaan terbesar di Iran. Bertindak sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata dan memutuskan kebijakan luar negeri yang sebagian besar fokus dalam menghadapi Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Walaupun Khamenei tidak mendukung siapa pun untuk menjadi penerusnya. Pengamat Iran mengatakan Raisi salah satu dari dua nama yang paling sering disebut. Nama kedua adalah putra Khamenei, Mojtaba yang diyakini memiliki pengaruh di balik layar.

Selanjutnya...

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement