REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia tidak pernah mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen secara tahunan dalam seperempat abad terakhir. Namun dalam level kuartalan, itu pernah terjadi pada kuartal II 2021 di level 7,07 persen, yang menjadi penanda kebangkitan ekonomi nasional dari Covid-19.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi Indonesia dalam 25 tahun terakhir terjadi pada 2007 dengan 6,35 persen. Disusul 2010-2011 dengan 6,22 persen dan 6,17 persen. Tahun 2025 nanti, Menteri Keuangan Sri Mulyani membidik pertumbuhan ekonomi 5,1 - 5,5 persen.
“Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas yang pada tahun 2025, diperkirakan berada pada kisaran 5,1 persen hingga 5,5 persen,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR tentang Penyampaian Pemerintah terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal di Jakarta, awal pekan ini.
Basis proyeksi pertumbuhan ekonomi itu ditopang oleh terkendalinya inflasi, kelanjutan dan perluasan hilirisasi sumber daya alam (SDA), pengembangan industri kendaraan listrik, dan digitalisasi yang didukung oleh perbaikan iklim investasi dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Laju pertumbuhan ini diharapkan akan menjadi fondasi yang kuat untuk pertumbuhan yang lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Menkeu.
Perancangan APBN 2025 menjadi yang terakhir pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sementara pelaksanaan APBN 2025 akan dijalankan oleh pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.
Sementara itu, Pakar ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah optimistis pemerintahan Prabowo-Gibran dapat membawa Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi tujuh persen.
“Indonesia memiliki semua prasyarat untuk tumbuh tinggi di atas tujuh persen. Yang dibutuhkan adalah kebijakan yang tepat yang bisa mengatasi semua penyakit ekonomi selama ini, utamanya inefisiensi,” kata Piter dalam keterangan di Jakarta, Rabu (22/5/2024).
Dia berharap masalah inefesiensi ekonomi dapat ditangani oleh pemerintah Prabowo-Gibran, sehingga target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen bukan lagi hal yang tidak mungkin.
Menurut dia, yang dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia maju adalah pertumbuhan ekonomi rata-rata tujuh persen selama 10 tahun ke depan. Kalau pertumbuhan 5,1 sampai dengan 5,5 persen di Indonesia, kata dia, target Indonesia Maju tidak tercapai.
“Seharusnya kita optimistis dan berharap pemerintahan Prabowo bisa mengatasi penyakit ekonomi tersebut, sehingga pertumbuhan ekonomi tinggi bukan lagi sesuatu yang dianggap mustahil,” jelasnya.
Lanjut dia, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka akan berimbas juga terhadap penurunan angka pengangguran dan kemiskinan, yang bisa ditekan ke angka yang lebih rendah.
“Apabila pertumbuhan ekonomi bisa dipacu di atas enam persen, pengangguran dan kemiskinan akan dapat ditekan lebih rendah,” ujarnya.
Menurut dia, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi memang tidak bisa "ujug-ujug". Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 lebih banyak dipengaruhi kebijakan dan program tahun 2024 atau sebelumnya.
“Dengan pertimbangan itu memang pertumbuhan ekonomi 2025 diperkirakan tidak akan melompat lebih besar dari pada enam persen. Tapi untuk pertumbuhan 5 sampai 6 persen masih sangat mungkin dicapai. Dengan syarat adanya kebijakan yang cukup mendukung untuk mendorong konsumsi dan investasi,” katanya.
Prabowo optimistis ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 8 persen....