REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam rapat dengar pendapat yang membahas kesiapan pelaksanaan haji 2024 oleh DPR RI dan Kementerian Agama (Kemenag), Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha mengingatkan Kemenag agar jangan sampai jamaah umroh memenuhi padang Arafah dan ikut ibadah haji.
Tamliha mengatakan, dalam lima tahun terakhir, pemerintah Kerajaan Arab Saudi tidak lagi menutup visa umroh sejak 1 Syawal yang biasanya selalu mereka lakukan. Sekarang serba diterbitkan terus visa umroh oleh Kedutaan Besar Arab Saudi.
"Visa ada tiga jenis, yang diterbitkan oleh Kedutaan Besar Arab Saudi. Pertama, visa umroh. Kedua, visa ziarah. Ketiga, visa haji," kata Tamliha dalam rapat dengar pendapat DPR RI dan Kemenag, Senin (20/5/2024)
Tamliha mengatakan, dalam satu bulan terakhir, khusus visa umroh tentu Kemenag melakukan pengawasan terhadap travel haji dan umroh. Berapa jumlah jamaah dengan visa umroh yang berangkat dan berapa yang sudah kembali?
"Saya suatu hari di masjid, di dapil saya ada kiai yang pamit kepada saya untuk berangkat umroh, saya juga pamit Insya Allah akan berangkat menjadi pengawas haji," ujar Tamliha.
Tamliha menambahkan, kiai tersebut pernah belajar di Makkah. Saat kiai itu ditanya kapan pulang dari perjalanan umroh, kiai tersebut menjawab pulang ke Tanah Air setelah musim haji selesai.
"Melihat yang seperti itu, saya tidak perlu melihat data yang konkret dari Dirjen Umroh, berapa (jamaah umroh) yang pulang (ke Indonesia) dan berapa yang tinggal di sana, supaya kita bisa mengevaluasi dan mengantisipasi, jangan sampai yang visa umroh dan ziarah ini masuk ke tenda-tenda jamaah haji Indonesia," jelas Tamliha.
Tamliha menegaskan, tidak ada dalam Alquran dan hadits, bahwa Allah SWT akan memperlebar bumi ini. Tanah di bumi ini luasnya tetap sama, begitu juga luas tanah di padang Arafah, kapasitasnya sejak dulu hanya ideal diisi oleh 2 juta orang. Pada haji tahun lalu ada 3 juta orang yang berada di padang Arafah.
"Pengalaman juga banyak sekali orang Indonesia (tak punya visa haji) yang memasuki tenda-tenda orang Indonesia, dan banyak juga yang dari Pakistan yang masuk ke tenda kita, (jangan sampai itu terulang lagi)," kata Tamliha.