Sabtu 25 May 2024 14:01 WIB

UNM Gali Kreativitas Mahasiswa Agar Jadi Pionir Inovasi dalam Pendidikan

Mahasiswa harus menjadi pionir dalam menghasilkan ide-ide baru.

Red: Gita Amanda
UNM gali kreativitas mahasiswa agar jadi pionir inovasi dalam pendidikan.
Foto: Universitas Nusa Mandiri
UNM gali kreativitas mahasiswa agar jadi pionir inovasi dalam pendidikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa merupakan agen perubahan yang potensial dalam dunia pendidikan. Mereka tidak hanya bertindak sebagai penerima ilmu, tetapi juga sebagai pencipta inovasi yang memperkaya pengalaman belajar.

Dalam era digital dan globalisasi seperti sekarang, kemampuan untuk berinovasi menjadi kunci dalam menyelesaikan tantangan kompleks yang dihadapi oleh masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk menggali dan mendorong potensi kreativitas mahasiswa di lingkungan pendidikan.

Baca Juga

Taopik Hidayat selaku staf wakil rektor Universitas Nusa Mandiri (UNM) bidang non akademik menekankan bahwa inovasi adalah suatu keharusan dalam menapaki masa depan. “Inovasi bukanlah pilihan, melainkan keharusan dalam membangun masa depan yang lebih baik, kata Taopik dalam rilis yang diterima, Ahad (25/5/2024).

Menurut Taopik, mahasiswa harus menjadi pionir dalam menghasilkan ide-ide baru yang dapat memberikan solusi bagi berbagai permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan kata lain, kreativitas mahasiswa bukanlah sekadar pelengkap, melainkan fondasi yang membangun masa depan yang lebih baik.

“Salah satu cara untuk merangsang kreativitas mahasiswa adalah melalui pendekatan pembelajaran yang kolaboratif dan berbasis proyek. Dengan cara ini memungkinkan mahasiswa untuk bekerja dalam tim dan menyelesaikan proyek-proyek nyata, mereka memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang mereka dapatkan di kelas ke dalam konteks praktis. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif,” terangnya.

Selain itu, kata Taopik lingkungan belajar yang mendukung juga sangat penting dalam memfasilitasi kreativitas mahasiswa. Universitas dan perguruan tinggi perlu menyediakan ruang dan sumber daya yang memadai bagi mahasiswa untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan ide-ide baru mereka. 

“Dukungan dari dosen dan staf akademik dalam memberikan bimbingan dan masukan juga akan memperkuat motivasi mahasiswa untuk terus berinovasi,” ujarnya.

Taopik menambahkan tidak hanya itu, keberadaan komunitas dan organisasi di kampus juga dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas mereka. Melalui partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti klub penelitian, kelompok diskusi atau acara seni budaya, mahasiswa dapat bertukar ide dan mendapatkan inspirasi dari sesama rekan mereka. 

“Interaksi antar-mahasiswa dari berbagai latar belakang dan disiplin ilmu juga dapat memperluas pandangan mereka dan menghasilkan solusi yang lebih inovatif,” ujarnya.

Kembali Taopik menegaskan, tantangan dalam menggali potensi kreativitas mahasiswa juga tidak bisa diabaikan. Beban akademik yang berat, kurangnya dukungan finansial dan keterbatasan waktu seringkali menjadi hambatan bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi ide-ide baru mereka. 

“Perlu adanya upaya dari berbagai pihak, baik itu perguruan tinggi, pemerintah, maupun sektor swasta, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong inovasi di kalangan mahasiswa,” kata Taopik. 

Di era di mana perubahan terjadi begitu cepat, ungkapnya kemampuan untuk berinovasi menjadi kunci keberhasilan bagi mahasiswa. “Dengan menggali potensi kreativitas melalui pendekatan pembelajaran yang kolaboratif, lingkungan belajar yang mendukung dan partisipasi dalam komunitas di kampus, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu menciptakan solusi-solusi inovatif bagi tantangan-tantangan masa depan,” ujar Taopik.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُوْنَ ثَلٰثَةٌ رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْۚ وَيَقُوْلُوْنَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًاۢ بِالْغَيْبِۚ وَيَقُوْلُوْنَ سَبْعَةٌ وَّثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ۗقُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَّا يَعْلَمُهُمْ اِلَّا قَلِيْلٌ ەۗ فَلَا تُمَارِ فِيْهِمْ اِلَّا مِرَاۤءً ظَاهِرًا ۖوَّلَا تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ مِّنْهُمْ اَحَدًا ࣖ
Nanti (ada orang yang akan) mengatakan, ”(Jumlah mereka) tiga (orang), yang ke empat adalah anjingnya,” dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) lima (orang), yang ke enam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh (orang), yang ke delapan adalah anjingnya.” Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.” Karena itu janganlah engkau (Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan lahir saja dan jangan engkau menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada siapa pun.

(QS. Al-Kahf ayat 22)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement