REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Gunung Merapi tercatat meluncurkan guguran lava sebanyak 12 kali dalam 24 jam terakhir yakni Sabtu (25/5/2024). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan, luncuran tersebut mengarah ke barat daya atau ke Kali Bebeng.
"Jarak luncur maksimum tercatat 1.700 meter," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Ahad (26/5/2024).
BPPTKG juga mencatat bahwa kegempaan Merapi masih cukup tinggi. Setidaknya, selama 24 jam terakhir tercatat hampir 100 kali kegempaan yang terjadi.
Agus menjelaskan, terjadi 82 kali gempa guguran selama 25 Mei kemarin. Selain itu, juga terjadi lima kali gempa fase banyak atau hybrid.
"Juga terjadi dua kali gempa vulkanik dangkal dan dua kali gempa tektonik," ucap Agus.
Saat ini, tingkat aktivitas Merapi masih berstatus siaga atau level 3. Mengingat aktivitas Merapi yang masih cukup tinggi, BPPTKG merekomendasikan bahwa potensi bahaya Merapi saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas guguran (AGP) yang dapat terjadi di sektor selatan-barat daya dan sektor tenggara.
Pada sektor selatan-barat daya, potensi bahaya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Sedangkan, potensi bahaya pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol lima kilometer.
"Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," jelasnya.
Agus juga menyebutkan bahwa data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung. Hal ini dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Untuk itu, masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Agus juga meminta masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi," kata Agus.