Selasa 28 May 2024 13:07 WIB

Pernikahan Minim Hubungan Intim, Bisakah Langgeng?

Pernikahan minim hubungan intim terjadi kurang dari 10x dalam setahun.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Hubungan intim (ilustrasi). Hubungan seksual merupakan salah satu faktor yang dapat mempererat hubungan antara suami dan istri.
Foto: www.freepik.com
Hubungan intim (ilustrasi). Hubungan seksual merupakan salah satu faktor yang dapat mempererat hubungan antara suami dan istri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski jarang dibahas, pernikahan yang kurang diwarnai dengan keintiman ternyata cukup umum terjadi. Situasi ini juga dikenal dengan istilah pernikahan tanpa keintiman atau sexless marriage.

Pada dasarnya, tidak ada kriteria pasti untuk menentukan pernikahan tanpa keintiman. Namun beberapa ahli meyakini bahwa sebuah pernikahan bisa disebut sebagai pernikahan tanpa keintiman bila pasangan suami istri melakukan hubungan seksual kurang dari 10 kali dalam setahun.

Baca Juga

"(Pernikahan tanpa keintiman) adalah pernikahan di mana pasangan di dalamnya hampir tidak melakukan hubungan seksual, Mereka mungkin bisa tidak melakukan hubungan seksual dalam lima tahun, atau hanya melakukannya sekali setiap dua bulan," ujar terapis hubungan seksual dan relationship coach, Danielle Harel, seperti dilansir Huffington Post pada Selasa (28/5/2024).

Seperti diketahui, hubungan seksual merupakan salah satu faktor yang dapat mempererat hubungan antara suami dan istri. Menurut survei yang dilakukan oleh Pew pada 2015 di Amerika Serikat misalnya, 61 persen responden menilai hubungan seksual yang memuaskan sangat penting untuk menciptakan kehidupan pernikahan yang sukses.

Oleh karena itu, pernikahan tanpa keintiman bisa memunculkan ketegangan dalam hubungan suami dan istri. Namun bukan berarti pernikahan tanpa keintiman tidak bisa berjalan lancar.

"Pernikahan bisa langgeng tanpa hubungan seksual bila kedua belah pihak tidak merasa terganggu dengan minimnya seks di kehidupan mereka," ujar terapis hubungan seksual, Celeste Hirschman.

Menurut sejumlah ahli, pernikahan tanpa keintiman bisa tetap langgeng dalam beberapa situasi. Berikut ini adalah ketiga situasi tersebut:

1. Suami dan istri sama-sama memiliki libido yang rendah. Alternatif lainnya, suami dan istri sama-sama aseksual atau tidak memiliki ketertarikan terhadap hubungan seksual.

2. Salah satu pihak mengidap penyakit yang mengganggu dorongan atau performa seksual dan pasangan mereka bisa menerimanya. Beberapa penyakit yang mungkin menyebabkan penurunan dorongan dan performa seksual adalah kanker, diabetes, serta tekanan darah tinggi.

3. Suami dan istri jauh lebih menghargai aspek-aspek lain dalam kehidupan mereka bersama dibandingkan sekedar hubungan seksual. Misalnya, suami dan istri memandang hubungan seksual sebagai salah satu cara untuk bersenang-senang dan bisa bersenang-senang dengan melakukan kegiatan lain bersama-sama.

Namun dalam beberapa situasi lain, pernikahan tanpa keintiman mungkin tidak bisa berlangsung lama. Berikut ini adalah situasi-situasi tersebut:

1. Suami dan istri tidak memiliki tingkat libido yang sama. Pihak dengan libido rendah bisa merasa kewalahan dengan pasangan mereka yang memiliki libido tinggi.

2. Suami dan istri jarang melakukan hubungan seksual karena ada masalah serius dalam hubungan mereka.

3. Suami dan istri tidak dapat bernegosiasi mengenai perbedaan kebutuhan seksual mereka, hingga salah satu pihak menjalin hubungan dengan orang ketiga.

Pasangan suami-istri yang memiliki pernikahan tanpa keintiman sebenarnya bisa melakukan beberapa upaya untuk memperbaiki situasi tersebut. Berikut ini adalah lima hal yang bisa dilakukan:

1. Identifikasi penyebab turunnya dorongan seksual. Lakukan komunikasi secara terbuka dengan pasangan tanpa menyalahkan atau mempermalukan salah satu pihak.

2. Setelah masalah utamanya teridentifikasi, cari jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut bersama-sama.

3. Jadwalkan kencan di malam hari dengan pasangan tanpa membawa anak. Kencan ini bisa berupa makan berdua di restoran, menonton film sambil bersantai di tempat tidur, hingga saling memijat. Saat melakukan kegiatan-kegiatan ini, tak perlu memaksakan diri untuk melakukan hubungan seksual namun tetap bersikap terbuka untuk melakukannya.

4. Jadwalkan hubungan seksual di waktu yang santai dan jauh dari kesibukan. Pasangan suami dan istri juga bisa berdiskusi mengenai jenis aktivitas seksual yang akan mereka lakukan.

5. Berkonsultasi dengan terapis hubungan seksual. Terapis bisa membantu pasangan suami dan istri untuk memperbaiki kehidupan seksual mereka berdua.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement