REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih fisik pada Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Luky Afari, mengatakan pelatihan nasional (Pelatnas) Prima terhitung dari Januari hingga Maret nanti memfokuskan pada pembenahan dari segi fisik atlet. Menurutnya, sekitar 17 cabang olahraga (cabor) yang masuk dalam SEA Games 2017 sudah mulai menjalani pemusatan pelatihan nasional di bawah bimbingan Satlak Prima.
"Dalam tiga bulan ini, kami fokus untuk membenahi dari sisi kekuatan maksimal dan daya tahan tubuh atlet," kata Luky kepada Republika, Rabu (15/2). Luky mengatakan sudah mulai ada peningkatan kondisi atlet. Sebagai langkah terobosan, Satlak Prima menurutnya memiliki sistem monitor untuk memantau kondisi seluruh atlet yang menjalani persiapan menuju SEA Games yang akan digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Agustus mendatang.
Aplikasi yang bernama Integrated Atlet Monitoring (IAM) Prima itu sendiri diluncurkan pada 1 Februari lalu. Aplikasi itu digunakan untuk memudahkan Satlak memonitor perkembangan kondisi atlet. "Jadi kita tahu kondisi atlet baik dari sisi recovery maupun manajemen fisik. Program yang diberikan pelatih juga di simpan di sana," lanjutnya.
Satlak menurut Luky, akan menghimpun data setiap harinya dari atlet. Sehingga, menjelang satu bulan event, terutama SEA Games, Satlak bisa memprediksi raihan gelar yang bisa didapat. Hal itu diketahui dari perkembangan performa yang terus dipantau melalui aplikasi IAM tersebut. "Kita bisa prediksikan atlet bisa raih perak atau emas, karena ada alat predictor performa atlet di aplikasi itu," tambahnya.