REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan chip otak milik Elon Musk Neuralink berencana mendaftarkan tiga pasien untuk mengevaluasi perangkatnya dalam penelitian yang diperkirakan akan memakan waktu beberapa tahun untuk diselesaikan. Ini menurut rincian-rincian database uji klinis pemerintah Amerika Serikat (AS).
Reuters melaporkan tahun lalu, perusahaan tersebut telah berupaya untuk mendaftarkan 10 pasien ketika mengajukan permohonan kepada regulator AS untuk memulai uji klinis. Neuralink sedang menguji implannya yang dirancang memberikan para pasien lumpuh kemampuan untuk menggunakan perangkat-perangkat digital hanya dengan berpikir. Perangkat tersebut adalah sebuah prospek yang dapat membantu orang dengan cedera tulang belakang.
Dilansir Reuters, Kamis (30/5/2024), sebelum Neuralink memposting rincian-rincian uji cobanya pekan ini, perusahaan tersebut menghadapi kritik dari para peneliti implan otak dan mantan pejabat-pejabat regulator karena tidak berbagi informasi tentang penelitian tersebut, seperti yang biasa terjadi di industri.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), yang menyetujui uji klinis tersebut, mengatakan bahwa pihaknya umumnya ingin perusahaan mempublikasikan informasi tentang penelitian mereka untuk meningkatkan kepercayaan publik dan menghormati pasien yang berpartisipasi. FDA menolak mengomentari Neuralink, dan eksekutif perusahan tidak menanggapi permintaan komentar.