Jumat 31 May 2024 12:44 WIB

Pakar: Polemik Salafi dan Nasab Ba'alawi tidak Produktif Bagi NU dan Muhammadiyah

Isu salafi dinilai mengalihkan energi Muhammadiyah dan NU.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Umat muslim melaksanakan shlat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Umat muslim melaksanakan shlat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Sosiologi Agama dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Abd Aziz Faiz menilai polemik salafi dan nasab Ba'alawi di Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) hanya mengalihkan energi Muhammadiyah dan NU.

Padahal ada isu yang lebih penting yang harus menjadi perhatian, yakni kemiskinan, isu 10 juta anak muda pengangguran, pendidikan, dan pemberdayaan umat yang lambat.

Baca Juga

Aziz mengatakan secara umum polemik salafi dan Muhammadiyah sudah berlangsung lama. Keduanya dalam banyak hal memiliki persamaan terutama soal kembali ke Alquran dan hadits.

"Namun, Muhammadiyah memiliki istilah ijtihad dan tajdid yang membuat Muhammadiyah sangat berbeda dengan salafi," kata Aziz kepada Republika, Jumat (31/5/2024)

Aziz mengatakan, masalahnya belakangan salafi masuk pelan-pelan melalui masjid-masjid Muhammadiyah dan menguasainya. Dalam konteks-konteks tertentu, salafi mengubah tradisi Muhammadiyah di masjid-masjid milik Muhammadiyah, dari situ polemik salafi dan Muhammadiyah semakin meruncing.

Polemik Ba'alawi di NU belakangan semakin... Baca di halaman selanjutnya...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement