REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Asrorun Ni'am Sholeh menegaskan program kepemudaan harus melibatkan seluruh elemen. Pemuda harus banyak terlibat dalam merumuskan berbagai program dan kegiatan.
Menurut Ni'am, pendekatan partisipatif sangat penting dalam merumuskan berbagai kebijakan terkait kepemudaan. Semua ide perlu dimusyawarahkan agar program yang akan dikerjakan dapat dipertanggungjawabkan.
"Diskusi bersama sangat penting untuk mencapai keputusan yang baik dan bertanggung jawab bersama," ujarnya pada acara Forum Konsultasi Publik, akhir pekan kemarin.
Ni'am mengatakan ada risiko besar apabila sebuah ide hanya dieksekusi sendiri. Menurut Ni'am, hal tersebut berpotensi lahirnya kesombongan apabila program tersebut berhasil. Sebaliknya, apabila gagal maka akan hanya menyalahkan kepada satu individu saja.
Maka dari itu, forum ini, lanjut Ni'am, bertujuan untuk mendiskusikan isu-isu kepemudaan sekaligus mencari solusi alternatif terhadap berbagai persoalan yang dihadapi. Tentu dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan komitmen bersama. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, di mana pemuda menjadi subjek, bukan objek.
Ni'am menegaskan Kemenpora akan selalu membuka pintu kepada siapapun demi kemajuan para pemuda. Kemenpora siap menerima masukan dari siapapun sebagai modal mengambil keputusan. Setelah masukan publik ditampung maka tahapan berikutnya adalah konsultasi sebelum disosialisasikan.
Tahapan ini, lanjut Ni'am, sangat tapat dalam mewujudkan program yang partisipatif dan transparan. Pasalnya, pemerintah bertanggungjawab memberikan solusi atas persoalan di masyarakat, khususnya kepemudaan.
"Pemerintah hadir untuk membuka jalan dan mendorong partisipasi aktif pemuda, organisasi kepemudaan, dan stakeholder kepemudaan agar dapat mengembangkan potensi mereka dengan sukacita," katanya.