REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga think tank Ember melaporkan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin dan surya di Uni Eropa tumbuh 46 persen pada periode 2019-2023. Pesatnya pertumbuhan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) itu berkat Komisi Eropa yang saat ini menjabat, mengganti seperlima dari pembangkit bahan bakar fosil di blok tersebut.
"Saat ini Uni Eropa memiliki pembangkit listrik tenaga surya dan angin dibandingkan sebelumnya, mendorong pembangkit listrik tenaga batu bara dan gas ke tingkat terendah dalam sejarah," tulis Ember, Senin (3/5/2024).
"Kini Uni Eropa di tengah peralihan sejarah, menjauh secara permanen dari mengandalkan tenaga listrik bahan bakar fosil," tambah lembaga itu dalam laporannya.
Dengan bertambahnya kapasitas listrik pembangkit listrik tenaga angin dan surya, maka bertambah juga sumbangan energi terbarukan pada total pasokan listrik di Uni Eropa sebanyak 34 persen pada tahun 2019 dan 44 persen pada tahun 2023. Sementara sumbangan batu bara dan gas pada total pasokan listrik turun dari 39 persen menjadi 32,5 persen.
Dalam laporannya, Ember mengatakan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin dan surya Uni Eropa naik 65 persen sejak tahun 2019. Kapasitas tenaga angin naik 31 persen atau 219 gigawat pada tahun 2023, sementara kapasitas surya naik dua kali lipat menjadi 257 gigawatt, setara dengan memasang lebih dari 230 ribu panel surya setiap hari selama empat tahun.
Tanpa perluasan ini, pembangkit listrik tenaga fosil hanya akan turun 1,9 persen bukannya 22 persen, karena rendahnya permintaan listrik diimbangi oleh penurunan pembangkitan dari sumber energi ramah lingkungan lainnya.
Namun hal ini dapat berubah. Komisi Eropa yang saat ini menjabat menetapkan target energi terbarukan menyumbang 45 persen dari total pasokan energi campuran pada tahun 2030.
Adapun pemilihan Parlemen Eropa akan digelar 6 sampai 9 Juni mendatang. Jajak pendapat menunjukkan kursi yang akan diraih kelompok-kelompok moderat seperti moderat-kanan, moderat-kiri, partai-partai Hijau dan liberal akan lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Sementara kelompok kanan diperkirakan akan mendapatkan lebih banyak kursi.
Sementara, banyak kebijakan Uni Eropa untuk menekan emisi gas rumah kaca sudah berlaku. Namun sejumlah undang-undang masih ditinjau untuk lima tahun ke depan dan mendorong legislasi yang lebih ambisius tampaknya akan semakin sulit dilakukan.