REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menuturkan prangko bukan hanya secarik kertas berperekat sebagai bukti bahwa seseorang telah melakukan pembayaran untuk jasa layanan pos. Dari prangko masyarakat juga bisa mengenali sejarah.
"Mencintai prangko berati mencintai sejarah, setiap prangko hadir sesuai momentnya sendiri, seperti prangko tahun ini gambar ayam, yang menggambarkan bahwa saat ini tahun ayam kan sekarang," kata Deddy Mizwar dalam siaran persnya, Ahad (3/4).
Ia menuturkan seiring berjalannya waktu, prangko dengan keunikan yang ditampilkan setiap penerbitannya, menjadi sebuah benda kegemaran yang diburu kolektor dan aktivitas atau hobi mengumpulkan prangko dan benda-benda pos lainnya disebut Filateli.
"Saya memandang pada setiap penerbitannya, prangko selalu merepresentasikan hal atau kejadian yang terjadi di dunia, baik dalam skala daerah, nasional, bahkan internasional," kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, prangko juga menjadi alat perekam sejarah yang artinya secara sengaja atau tidak, sebuah prangko juga merekam sejarah peradaban manusia.
"Tidak ada prangko yang diterbitkan tanpa latar belakang peristiwa. Oleh karena itu prangko bisa menjadi pengingat catatan sejarah bangsa ini," lanjutnya.
Ia juga mengapresiasi para filatelis yang masih melestarikan prangko, meski secara fungsional, prangko sudah jarang "dilirik", bahkan digunakan masyarakat banyak, seiring hadirnya era digitalisasi pada eringatan hari Filateli Indonesia ke-95 di Kantor PT Pos Indonesia Jalan Cilaki Bandung, Sabtu (1/4) lalu.
"Luar biasa para filatelis, bukan hanya sekedar hobi tetapi ikut menyimpan catatan sejarah secara tidak langsung," ujar Deddy.
Sementara peringatan hari filatelis ke-95 tersebut, merupakan awal penyelenggaraan kompetisi filatelis dunia yang akan digelar di Indonesia Agustus 2017 mendatang dan direncanakan akan diikuti 95 negara.
Pada kesempatan itu, ditandatangani pula sampul peringatan hari jadi ke-95 Filateli Indonesia. Serta pada kegiatan tersebut, dipamerkan lukisan wajah Wagub Jabar Deddy Mizwar yang disusun dari prangko, miniatur Gedung Sate Bandung Dari prangko, serta mobil VW antik yang seluruh bagian badan atau bodynya ditempeli prangko.